Peta SDS dan Pabrik Gula
Kereta Uap tipe C .411 yang pernah di pake SDS
SDS atau SDSM atau Serajoedal Stoomtram Maatschappij (Mij) dibangun setelah turun konsensi kepada R.H. Eysonius de Wall dan O.J.A. Repeer van Driel pada tahun 1893 dengan dibiayai oleh Financiele Maaatscappij van Nijverheidsondernemingen in Ned. Indies sebanyak F 1.500.000. Pengerjaan proyek transportasi di lembah Sungai Serayu ini dilaksanakan oleh Ir. C. Groll.
Jalur kereta SDS yang awalnya di usulkan oleh para pemilik pabrik gula milik pengusaha Belanda yang banyak tersebar di daerah Banyumas seperti PG Purwokerto, PG Kalibagor, PG Klampok dan PG Bojong (yang merupakan gabungan dengan PG Kaliklawing) yang menginginkan adanya transportasi yang modern dan cepat.
Lokomotif kereta SDS untuk pertama kali dipesan pada perusahaan Inggris di Manchester, Beyer Peacock Production sebanyak 14 buah yang terbagi menjadi 4 kali pemesanan. Lokomotif ini menggunakan Gauge 3'-6" dengan kode susunan roda (wiel Arrangement) 0-6-0 tram.
Jalur kereta SDS yang awalnya di usulkan oleh para pemilik pabrik gula milik pengusaha Belanda yang banyak tersebar di daerah Banyumas seperti PG Purwokerto, PG Kalibagor, PG Klampok dan PG Bojong (yang merupakan gabungan dengan PG Kaliklawing) yang menginginkan adanya transportasi yang modern dan cepat.
Lokomotif kereta SDS untuk pertama kali dipesan pada perusahaan Inggris di Manchester, Beyer Peacock Production sebanyak 14 buah yang terbagi menjadi 4 kali pemesanan. Lokomotif ini menggunakan Gauge 3'-6" dengan kode susunan roda (wiel Arrangement) 0-6-0 tram.
- Tahun 1895, sebanyak 8 buah C1401-08 (No Order 7875, No Produksi 3654-61)
- Tahun 1899, sebanyak 2 buah C1409-10 (No Order 8470, No Produksi 4103-4)
- Tahun 1908, sebanyak 2 buah C1411-12 (No Order 9840, No Produksi 5179-80)
- Tahun 1910, sebanyak 2 buah C1413-14 (No Order 0101, No Produksi 5380-1)
Data di ambil dari http://www.beyerpeacock.co.uk/
Download Beyer Peacock Production List
Namun dari sumber berbeda (PNKA Power Parade A.E. Durant) menyebutkan perbedaan yaitu,
Namun dari sumber berbeda (PNKA Power Parade A.E. Durant) menyebutkan perbedaan yaitu,
SDS membeli lokomotif dari Buyer Peackok sebanyak 5 kali diantaranya;
- Tahun 1895 PNKA Nos. C1401-06 type 0-6-0T Nomer Loko 1-6
- Tahun 1896 PNKA Nos. C1407-08 type 0-6-0T Nomer Loko 7-8
- Tahun 1899 PNKA Nos. C1409-10 type 0-6-0T Nomer Loko 9-10
- Tahun 1909 PNKA Nos. C1411-12 type 0-6-0T Nomer Loko 10-12
- Tahun 1910 PNKA Nos. C1413-14 type 0-6-0T Nomer Loko 13-14
SDS kembali membeli lokomotif dari Hartmann (Richard Hartmann) di Jerman sebanyak 2 kali yaitu;
SDS kembali membeli lokomotif dari Hohenzollern di Jerman sebanyak 1 kali yaitu;
- Tahun 1914 PNKA Nos. D1007-10 type 0-8-0T Nomer Loko 201-04
- Tahun 1915 PNKA Nos. D1011 type 0-8-0T Nomer Loko 025
SDS kembali membeli lokomotif dari Hohenzollern di Jerman sebanyak 1 kali yaitu;
- Tahun 1922 PNKA Nos. D1301-03 type 0-8-0T Nomer Loko 51-53
Jembatan SDS diatas sungai Serayu di Patikraja
Setasiun Timur Purwokerto
Setasiun Sokaraja dari arah Tenggara
Jembatan SDS diatas sungai Pelus di Sokaraja
Untuk tahap pertama dengan surat keputusan Pemerintah Belanda Gvt. Besl. 23 Desember 1893 no. 6, jalur yang di bangun adalah :
Maos - Purwokerto Timur sepanjang 29 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 16 Juli 1896 (Maos - Rawalo - Panisinan - Tinggartugu - Glempong - Tinggardengkol - Gringging - Sampang - Kebasen (Gambarsari) - Patikraja - Sidabowa - Tanjung - Purwokerto Timur) download GE kmzPurwokerto Timur - Sokaraja sepanjang 9 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 05 Desember 1896 (Purwokerto Timur - Pasar Wage - Sangkalputung - Sokaraja - PG Kalibagor) download GE kmzSokaraja - Purworeja Klampok sepanjang 16 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 02 Juli 1897 (Sokaradja - Banjarsari - Muntang - Karangkemuri - Kemangkon - Purworeja Klampok) download GE kmz
Peta SDS Maos - Sampang
Peta SDS Kebasen sebelum dan sesudah dibangunnya rel SS
Peta SDS Tumiang sampai Patikraja
Peta SDS Tanjung - Stasiun Timur, sebelum dan sesudah dibangunnya rel SS
Kuning (SDS) Ungu (SS)
Kuning (SDS) Ungu (SS)
Setelah dilakukan pengujian dengan terlebih dahulu hanya mengangkut barang barang milik pemerintah, untuk selanjutnya SDS mengoprasikan gerbong barang dan gerbong penumpang yang terdiri dari gerbong kelas satu, kelas dua dan kelas tiga.
Dalam tahap ke dua; pada 12 Mei 1898 perwakilan Hindia Belanda meminta kepada SDS untuk mengeksploitasi ke arah Purbalingga, karena disana terdapat dua buah pabrik gula yaitu PG. Kalimanah dan PG Bojong. Dan melalui Surat pemerintah 22 September 1898 No.19 SDS di perbolehkan utuk membuka jalur Banjarsari - Purbalingga, namun dengan syarat di buka pula jalur ke kota Banyumas, karena kota Banyumas merupakan pusat pemerintahan dan sebagai kota penting. Namun melalui surat pada tanggal 31 Mei 1899 No.7 syarat itu tidak di penuhi dikarenakan jalur ini sangat sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar, dan nantinya pun dipastikan tidak ada keuntungan apapun dari jalur ini. Pemerintah pun mengiyakan permintaan ini pada tangal 26 Juni 1899, Maka di bangunlah jalur rel tahap dua;
Banjarsari - Purbalingga sepanjang 7 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 01 Juli 1900 (Banjarsari - Jompo - Kalimanah - Purbalingga) download GE kmz
Perusahaan-perusahaan besar yang banyak menggunakan jasa trem adalah perusahaan gula. Sejak trem SDS beroperasi, semua gula hasil produksi dan perlengkapan pabrik seperti batu gamping, mesin, dan barang logam, bahan bakar, pembungkus gula, bibit dan pupuk untuk perkebunan tebu diangkut menggunakan kereta. Semua barang di datangkan dari luar daerah atau bahkan import dari luar negeri.
Barang-barang hasil produksi seperti gula dan sirup gula dibawa ke pelabuhan Cilacap untuk selanjutnya dikapalkan ke luar negeri atau barang-barang tersebut dibawa ke Stasiun Maos untuk selanjutnya di angkut oleh kereta api negara (SS) ke Batavia.
Memasuki abad ke-20, daerah Wonosobo yang merupakan penghasil perkebunan dan pertanian terbesar juga sudah dalam daftar SDS. Jalur ini sangat penting mengingat daerah Dieng, Wonosobo sebelah utara merupakan penghasil tembakau yang potensial. Sebelumnya pengiriman tembakau ke Batavia dilakukan melalui jalan darat lewat Pekalongan. Padahal jalan darat lewat jalur ini sangat sulit, karena harus melewati daerah pegunungan Kali Bening.
Keterta SDS di daerah persawahan
Lintasan kereta SDS di Selokromo
Untuk itu, berbekal surat keputusan Pemerintah Belanda Gvt. Besl. 22 Juni 1912 no. 12. Untuk tahap ketiga jalur yang di bangun adalah :
SDS adalah perusahaan tram yang tergabung dengan 3 perusahaan yang lain yaitu SJS, OJS, dan SCS dan merupakan perusahaan Belanda di pulau Jawa yang independen;Banjarnegara - Selokromo sepanjang 19 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 01 Mei 1916 (Banjarnegara - Sokanandi - Singomerto - Sigaluh - Prigi - Bandingan - Bojonegoro - Tunggoro - Selokromo) download GE kmzSelokromo - Wonosobo sepanjang 14 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 07 Juni 1917 (Selokromo - Krasak - Selomerto - Penawangan - Wonosobo) download GE kmz
- SJS Semarang Joana Stroomtram Maatscappij 1881-1952, oleh J.F.Dijkman, W. Walker dan G.H.Clifford atas konsensi tahun 1879 dengan jalur Semarang - Jombang.
- OJS Oost-Java Stoomtram Maatscappij 1888-1944, oleh W.A. Zilver Rupe dan A.J. Snouck Hurgronje atas konsensi di tahun 1886 dengan Jalur Ujong - Fort Prins Hendrik.
- SDS Serajoedal Stoomtram Maatscappij 1894-1940, oleh R.H. Eysonius de Wall dan O.J.A. Repeer van Driel mendapatkan konsensi pada tahun 1893 dengan dibiayai oleh Financiele Maaatscappij van Nijverheidsondernemingen in Ned. Indies.
- SCS Semarang Cheribon Stoomtram Maatscappij 1895-1946, atas konsensi tahun 1894 dan langsung di tangani oleh Financiele Maaatscappij van Nijverheidsondernemingen in Ned. Indies.
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 di Jawa, Penyatuan seluruh Jalur kereta di Jawa sudah di rencanakan dibawah Majoor Takahashi dan kemudian di gantikan oleh Soshimatsu. Jalur SDS antara Kebasen (Gambarsari) - Tanjung dihapuskan (dibongkar) untuk menyederhanakan jalur dan penghematan. Namun Jalur Kebasen (Gambarsari) - Maos tetap di pertahankan untuk keperluan luarbiasa. Pada mulai tanggal 21 September 1942 penumpang dari Bandung menuju Purwokerto tidak berganti kereta di Maos tetapi pindah ke Kroya. (Sumber "Nan Sin" 01 Juni 1942 & "Tjahaja" 26 September 1942)
Untuk langkah penyederhanaan selanjutnya adalah penggabungan seluruh jalur kereta di Jawa dan Madura digabung menjadi satu dibawah Balai Besar Angkutan Darat yang berpusat di Bandung baru bisa dimulai pada 1 April 1943. Langkah ini dilaksanakan oleh Soenarjo untuk wilayah Jawa Tengah, Popo Prawirakoesoma untuk wilayah Jawa Timur dan Soerachman untuk wilayah Madura. (Sumber "Asia Raya" 03 April 1943)
Pada masa Agresi Militer Belanda pertama, militer Belanda berniat menguasai seluruh maskapai kereta api di Jawa termasuk SDS. Dikarenakan jalur-jalur kereta inilah yang mempunyai akses cepat ke pedalaman dan merata. Dan kemudian mengembalikan seluruh aset kepada pemilik maskapai sebelumnya. (Sumber "Merdeka. Suara Rakjat Indonesia" 28 November 1946)
Penyusuran-pun aku lakukan untuk memastikan tulisan di atas benar adanya, menghitung dan menyaksikan sendiri berapa yang tersisa dan berapa yang hilang.
sementara sampai disini ya ... lagi masih terus ubek ubek buat cari info yang lainnya
Data diambil dari dari :
Shin Muhammad, Sebuah Mimpi Menyambungkan Nusantara www.kaorinusantara.web.id
basundoro.blog.unair.ac.id
PNKA POWER PARADE, Indonesian Steam Locomotives, A. E. Durant
International Council on Archives (Ed.), Guide To The Sources For The History Of The Nations. 3rd Series, Volume 4: Sourse of the History of Asia and Oceania in the Neterlands, Part 2: Sources 1796-1949, De Gryuter
Wikimedia Commons
Tropen Museum
Youtube
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License.
Revisi 17 Maret 2011
Revisi 08 September 2012
Revisi 11 Juni 2013
Revisi 25 Desember 2013
Revisi 08 September 2012
Revisi 11 Juni 2013
Revisi 25 Desember 2013