Minggu, 15 April 2012

Jelajah Tjilatjap 1

26 Februari 2012
Stasiun Cilacap adalah stasiun yang di bangun pada tahun 1884 oleh perusahaan Staats Spoorwagen. Jalur ini dibangun dengan menghubungkannya dengan Stasiun Maos yang sudah lama berdiri. Faktor terbesar dibangunnya jalur ini adalah dibukanya pelabuhan besar dan satu-satunya di selatan pantai Jawa. Pelabuhan ini di bangun untuk membagi jalur eksport import barang dari Banyumas Kedu hinggga Yogyakarta yang sebelumnya sangat tergantung sekali dengan pelabuhan Semarang. Hingga pada masa itu kota Cilacap merupakn kota pelabuhan yang ramai, namun juga tidak kalah ramainya yaitu stasiun bongkar muat barang dan stasiun Cilacap dan stasiun Maos. Stasiun Maos adalah tempat persinggahan sementara kereta-kereta SS dari Jogja, Purworejo, Kebumen, Gombong dan Dayohluhur dan juga SDS dari Wonosobo, Banjarnegara, Klampok, Purbalingga, Sokaraja dan Purwokerto, sebelum kereta di perbolehkan masuk ke jalur Maos-Cilacap-Pelabuhan.

Dari fakta peta Belanda, foto kuno dan arsip yang di dapat kami BHHC mengadakan acara "Jeladjah Tjilatjap 1" dengan mengandeng 2 Komunitas yaitu Spoorlimo dan Lensa Manual reg Purwokerto.Jelajah Tjilatjap I memperkenalkan secara langsung sisa-sisa kejayaan jalur SS sta. Cilacap - Pelabuhan.

Banjoemas Heritage

Dengan Jumlah peserta terdaftar sebanyak 36 namun 5 diantaranya membatalkan keikutsertaanya, tidak perlu berkecil hati ternyata peserta yang datang pun lebih banyak dari yang di bayangkan sebelumnya. Keberangkatan peserta dibagi menjadi 2 start dari Purwokerto (Sebelah museum BRI di jl. Bank) atau langsung menuju ke Stasiun Cilacap.

Sesampainya di sta. Cilacap Rombongan lain sudah menunggu, sehingga acara langsung di mulai dengan mengurus beberapa perijinan ke pihak stasiun Cilacap yang sebelumnya juga secara tersurat sudah di sampaikan ke kantro DAOP V di Purwokerto. Walaupun terjadi sedikit miss antara Kantor DAOP V dan sta. Cilacap mengenai perijinan namun penyelesaian berjalan cepat.

Banjoemas Heritage
Stasiun Cilacap nampak depan

Banjoemas Heritage
Foto bersama peserta

Prolog Sejarah Cilacap dan Jalur SS
Sambil menunggu peserta yang belum datang acara prolog mengenai Komunitas BHHC dan sejarah Jalur Sta. Cilacap - Pelabuhan dan sedikit nmengungkap sejarah kota Cilacap. Peserta yang terdiri dari beberapa komunitas ini larut dalam cerita sejarah yang di sampaikan oleh kami (Jatmiko W). Awalnya mungkin agak asing di telinga mereka karena terbiasa belajar tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia (secara umum) di sekolah bukan sejarah lokal Cilacap dan sejarah kereta api di tanah Jawa. Acara pertama ini berjalan lancar meski sesi tanya jawab peserta kurang begitu antusias karena 70% adalah peserta yang baru pertama kali mengikuti acara semacam ini.

Penyusuran Rel (rel masih aktif)
Penyusuran rel mengambil rute Stasiun Cilacap - Pelabuhan sepanjang 3km. Penyusuran dilakukan dengan berjalan kaki karena 70% jalur tidak bisa di lewati dengan kendaraan. Sesi ini merupakan sesi inti yang sangat di tunggu-tunggu dan sangat menantang karena suhu udara yang sangat panas Cilacap dan jarak yang di tempuh lumayan jauh kurang lebih 3km. Dari ujung stasiun tepat dari perlintasan dengan jalan RE Martadinata, disana melihat beberapa jalur yang di matikan, dan masih terlihat bekas bekas double track keluar dari stasiun Cilacap kearah stasiun Maos. Didalam stasiun masih juga terdapat beberapa bangunan yang sebagian sudah tidak di fungsikan lagi seperti menara pemantau/signal, namun masih banyak bangunan yang di fungsikan seperti Empalsemen, menara air, turn table, dipo kecil dan juga jalur ke arah pelabuhan.

Banjoemas Heritage
Tepat di perlintasan Jl. RE Martadinata penelusuran rel dimulai

Banjoemas Heritage
Nampak bekas double track

Banjoemas Heritage
Teman-teman nampak bersemangat mengikuti susur rel, diskusi dan dokumentasi

Banjoemas Heritage
Rangkaian ketel milik Pertama terparkir di Stasiun Cilacap

Banjoemas Heritage
Turn Table dengan latar belakang Depo Stasiun Cilacap,
Inzet Gambar poros Turn Table produksi Daschretlen &Co Leiden

Banjoemas Heritage
Beberapa loko berkode "D" di depo Stasiun Cilacap

Dari lokasi turn table dan jalur keluar stasiun Cilacap - pelabuhan berhenti cukup lama untuk mengisi perbekalan, dari sana rombongan Jelajah Tjilatjap menyusur di atas rel ditengah perkampungan hingga perlintasan kereta di jalan Veteran, disana terdapat bekas adanya track lain yang melintas di jalan raya dan juga sama seperti 50 meter kearah barat terdapat juga 2 buah bekas jembatan rel di sebelah jembatan rel yang masih aktif. Kedua bekas jembatan itu terlihat menjauh dari rel utama yang sedang kami telusuri ini.

Banjoemas Heritage
Jalur lama masih terlihat melintas di Jl. Veteran

Banjoemas Heritage
1. Rel Aktif Stasiun - Pertamina (Pelabuhan) 2. Jadi Jalan gang
3&4 Pondasi bekas jembatan

Satu km dari stasiun rombongan memasuki areal persawahan yang luar biasa panas karena areal ini langsung berhadapan dengan selat Nusa Kambangan (Muara sungai Donan). Ini adalah 800 m perjalanan terberat rombongan dan harus di lewati karena sudah setengah jalan.

Banjoemas Heritage
Persawahan yang luas dan panas adalah tantangan utama peserta Jelajah Tjilatjap

Banjoemas Heritage
Peserta berjalan di atas rel Aktif dengan latar belakang
drum-drum raksasa milik PT. PANGAN MAS INTI PERSADA





Banjoemas Heritage
Peserta dengan gigih melewati teriknya panas matahari

Tepat di km ke 1.8 rel masuk ke kompleks industri dimana terdapat penjagaan dari petugas pengamanan PT Sari Pangan yang mewajibkan kami melapor dan meminta ijin melewati rel yang masuk ke wilayah perusahaan swasta tersebut. Selama proses perijinan oleh penulis (Jatmiko W dan Riyadh (BHHC Cilacap)) peserta Jelajah Cilacap beristirahat cukup lama di pintu gerbang rel kereta, dan begitu ijin di berikan dengan beberapa syarat yang kami sepakati antara lain tidak ada pengambilan gambar di dalam lokasi pabrik dan tidak di perbolehkannya berhenti di dalam lingkungan pabrik. Di dalam pabrik rel bercabang satu kearah gudang Pupuk Sriwijaya dan satunya masih lurus.

Banjoemas Heritage
Rel yang melewati PT. PANGAN MAS INTI PERSADA
Di spanjang rel di kompleks pelabuhan banyak sekali truk berlalu-lalang membawa pasir besi bahkan kompleks bekas gudang gudang tuapun sekarang di fungsikan sebagai tempat pengepulan pasir besi sebelum di bawa ke pabrik peleburan besi. Di ujung rel sebelum rel masuk ke kompleks Pertamina, sebuah bangunan gudang tua masih berdiri kokoh dan tepat di sebelahnya 2 bangunan gudang sudah rata dengan tanah dan terlihat masih baru beberapa bulan di robohkan. Penelusuran di pelabuhan berahir dan rombongan yang telah terbagi menjadi beberapa kelompok kembali ke lokasi pertama yaitu stasiun Cilacap.


Banjoemas Heritage
Peserta diantara semak belukar yang tumbuh di samping rel


Banjoemas Heritage
Rangkaian rel di empalsemen gudang PT PUPUK SRIWIDJAJA


Banjoemas Heritage
Gudang PT PUPUK SRIWIDJAJA


Banjoemas Heritage
Penghujung rel yang masuk ke wilayah Pertamina dan bangunan gudang tua yang tersisa


Banjoemas Heritage
Gudang tua satu-satunya yang masih tersisa

Banjoemas Heritage
Gudang tua yang sudah di hancurkan beberapa bulan lalu

Benteng Pendem Cilacap
Rencana ke Benteng Pendem adalah rencana terahir untuk mengahiri Jelajah Tjilatjap 1, dan bersifat optional, jadi hanya sekitar 10 orang saja yang mengikuti.


Banjoemas Heritage
Peserta berfoto bersama dengan Loko seri D

Kami mengucapkan banyak terimakasih dengan pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya acara Jelajah Tjilatjap 1. Humas DAOP V Bapak Surono, Bapak Sarikin, Kepala Stasiun Cilacap, HUMAS Pelabuhan Intan Cilacap, Skuritas PT Pangan Mas Inti Persada, G.14 Studio, Percetakan SPC, Blackbird, Keluarga Handi Andan, Percetakan Nalini Jogja, Komunitas LENSA MANUAL reg. Purwokerto, Komunitas Railfans DAOP V SPOORLIMO dan yang tidak bisa di sebutkan satu persatu disini.

Artikel juga dapat di baca di jalanjalanrizky.blogspot.com milik Rizky Dwi Rahmawan

14 komentar:

cilacapteknologi mengatakan...

wow keren gan...

zhie-zha richter mengatakan...

mantap masbro....sayang ga bisa ikut ya....

Jatmiko W mengatakan...

Cilacapteknologi, terimakasih sudah berkunjung dan komentarnya, kapan bisa bekerjasama.

Zhie-zha richter, iya neeh kapan bisa bergabung, ditunggu peran serta kritik dan sarannya ...


salam

Anonim mengatakan...

luar biasa yaa,,,keren buanget,,

vito rocker mengatakan...

wuah klo di foto bagus ya cilacap hehehe..kampung halamanqu yang bercahaya..ko sy gatau ya ad acara kaya ginian..heheh keren...keren

Jatmiko W mengatakan...

Anonymous, terimakasih pujiannya,
Vito Rocker, Cilacap memang keren ... subscrible me untuk informasi penjelajahan selanjutnya.

salam

Budyself Blogger mengatakan...

wah kapan nih, cilacap dua.. ko ga ke nusakambangan sih mas kan banyak bangunan tua bersejarah,, atau stasiun kroja daerah saya mas, klo ada kesempatan boleh mas q ikut.. untuk forum komunikasi di mana mas.

Anonim mengatakan...

Salut, Next kalo ada penelusuran lagi tlg konfirmasikan ke kami ... sebenarnya masih ada jalur lama yang blm terungkap. ada jalur kereta yang melewati jalan Jendral sudirman yang sudah dimatikan fungsinya juga..tapi entah pembangunan kapan dimulai masih blm paham.

Jatmiko W mengatakan...

Jelajah Cilacap 2 insaalah tahun ini, Nusakambangan sangat eksotis dan penuh dengan peninggalan bersejarah. Informasi selalu kami sampaikan di web atau di FB.

Cilacap dulu memang ada rel berputar dari pelabuhan melewati Donan hingga Rawabasum. Peta yang terdapat rel hanya sekali di rilis oleh AFNEI setelah kemerdekaan (Agresi)

Salam Lestari

Abah capar mengatakan...

mas miko...missss uuuu....hehehe

Jatmiko W mengatakan...

Mas Riyadh, apa kabarnya mas? email me ya jatmikow@banjoemas.com

Unknown mengatakan...

Mantab lik jatmiko..jadi kuangen kampoeng halaman..

awim haryanto mengatakan...

sayang, gedung2 itu tidak dianggap sebagai cagar budaya, malah difungsikan sebagai gudang industri, bukan di revitalisasi untuk wisata dan edukasi. dari tulisan ini jelas terlihat begitu ketat upaya penguburan informasi

Unknown mengatakan...

Moyang saya berasal dari bayunmas semasa perang dunia ke 2,kapal telah membawa dia ke johor Malaysia dan meninggal kan 2orang anak ya di sana... Sehingga sekarang sy masih tidk ketemu keluarga sedra mara disana. Tetapi masih ingat akan asal usul.. ☺️

Posting Komentar

Silahkan isi komentar anda !
Jangan lupa tinggalkan Nama dan alamat emailnya