Sore Setelah pemilihan presiden, mengajak anak istriku buat muter-muter sebentar ke Klampok Banjarnegara. Menyusuri sepanjang jalan kota Klampok sangat membuatku terkagum-kagum, peninggalan jaman Belanda yang sekarang segabian masih berdiri megah dan terawat. Bekas rel kereta api Serajoedal Stoomtram Maatschappij masih terlihat jelas berada di tepi jalan raya Klampok - Banjarnegara.
Bangunan Stasiun Klampok yang pada masa itu merupakan sarana transportasi utama menuju Wonosobo, Purwokerto dan Maos, sekarang telah beralih fungsi menjadi tempat berjualan keramik Mustika, memang sudah tidak terlihat lagi seperti bangunan Stasiun Klampok. Tapi kalau di teliti dengan jeli, sebuah penampung air masih terlihat kokoh dan kuat dengan keran melengkung kebawah masih terlihat bagus. di bandingkan dengan penampung air yang berada di Stasiun Sokaraja.
Kearah timur dari bangunan stasiun Klampok, sepanjang sisi kanan dan kiri masih terlihat bangunan Belanda yang masih terawat, diantaranya berada di BLK Pertanian Klampok, Kantor pos Klampok dan Kantor Kecamatan Klampok.
Sangat menarik berada di sana, serasa pengen motret terus. Tapi kami harus pulang ke Purwokerto, setelah bermain di Lapangan BLK Pertanian Klampok (arena pasar malam keliling).
Kami berniat menyusuri Bekas Rel dari Stasiun Klampok Hingga ke bekas Stasiun Banjarsari, tapi baru sampai Jembatan Rel yang melintasi Sungai Serayu, Matahari rupanya telah lebih dulu bersembunyi di belakang gunung Slamet, maka berahirlah perjalanan kami.
Jembatan rel sungai Serayu masih terlihat sangat kokoh dengan rangka besi baja, walau usianya sudah sangat tua. Sekarang jembatan ini di gunakan penduduk sekitar sebagai jembatan penghubung desa Wirasaba dan sekitarnya dengan kota Klampok.
Bangunan Stasiun Klampok yang pada masa itu merupakan sarana transportasi utama menuju Wonosobo, Purwokerto dan Maos, sekarang telah beralih fungsi menjadi tempat berjualan keramik Mustika, memang sudah tidak terlihat lagi seperti bangunan Stasiun Klampok. Tapi kalau di teliti dengan jeli, sebuah penampung air masih terlihat kokoh dan kuat dengan keran melengkung kebawah masih terlihat bagus. di bandingkan dengan penampung air yang berada di Stasiun Sokaraja.
Kearah timur dari bangunan stasiun Klampok, sepanjang sisi kanan dan kiri masih terlihat bangunan Belanda yang masih terawat, diantaranya berada di BLK Pertanian Klampok, Kantor pos Klampok dan Kantor Kecamatan Klampok.
Sangat menarik berada di sana, serasa pengen motret terus. Tapi kami harus pulang ke Purwokerto, setelah bermain di Lapangan BLK Pertanian Klampok (arena pasar malam keliling).
Kami berniat menyusuri Bekas Rel dari Stasiun Klampok Hingga ke bekas Stasiun Banjarsari, tapi baru sampai Jembatan Rel yang melintasi Sungai Serayu, Matahari rupanya telah lebih dulu bersembunyi di belakang gunung Slamet, maka berahirlah perjalanan kami.
Jembatan rel sungai Serayu masih terlihat sangat kokoh dengan rangka besi baja, walau usianya sudah sangat tua. Sekarang jembatan ini di gunakan penduduk sekitar sebagai jembatan penghubung desa Wirasaba dan sekitarnya dengan kota Klampok.