Masih meneruskan penyusuran ketimur (Purwokerto – Sokaraja), ini masih menarik perhatianku sangat. Terutama setelah sekian lama ngendon di kantor dengan sederetan rangkaian kerjaan yang ngak pernah habis dan membosankan. Inilah saatnya, bercumbu dengan gundukan tanah dan besi besi tua yang tak terpakai lagi.
Masalah serius adalah Google Earth (pencitraan 7 Juni 2003) belum menampilkan secara jelas kota Sokaraja, Purbalingga Klampok sampai Banjarnegara. Ini masalah paling seriusku yang merupakan “GPSku” dan andalan dalam menengarai bekas jalur kereta sebelum terjun ke lokasi yabg sebenarnya.
Rangkaian rel yang tersisa melintas di jalan Karang Nanas
Jadi sore ini (28 Mei 2009) ku terpaksa bener-bener harus banyak nanya dan so mblusuk. Penelusuran berawal dari larinya rel dari jalan raya (deket perempatan sangkalputung), menuju ke selatan menyebrang jalan arah Karang Nanas. Kemudian bekas rel yang berubah menjadi gang terlihat menikung dan menyebrang lagi di jalan Sangkal Putung. Di dua perlintasan ini ku masih melihat ada nya rel yang masih teronggok melintang di badan jalan. Hanya itu dan gang lebar yang tersisa. Meluncur lagi ke timur, rupanya jalur telah tertutup perumahan warga hingga sebuah saluran irigasi yang agak lebar 2-3 meteran, disana terdapat sebuah jembatan kecil yang di jadikan ‘powotan’ (jembatan kecil) dan sebuah bekas jembatan kereta tua yang berlumut dan hamper tak berujud lagi.
Lintasan kereta di Sangjalputung dan jembatan yang menggunakan bekas jembatan rel
Bekas rel berubah menjadi jalan gang
Selidik punya selidik ternyata, dari sini rel bersebelahan dengan rel lorinya PG Kalibagor. Hanya berjarak sekitar 10han meter. Dan yang lebih menarik lagi bahwa kabel telepon masih terpasang rapi di sepanjang jalur ini. Jalur ini dahulu berada di belakang pemukiman warga yang menghadap jalan besar di Sokaraja, namun kini seiring berkembangnya kawasan pemukiman, bekas jalur rel ber alih fungsi menjadi jalan gang yang rapi terawat, luas dan lurus. Di sepanjang jalan gang masih terlihat beberapa pondasi jembatan, bantalan rel yang beralih fungsi menjadi jembatan di pekarangan rumah dan jembatan rel yang menjadi jembatan jalan.
Sebuah jembatan yang memanfaatkan bekas jembatan rel
Jalan terlihat menurun sejajar dengan tanah
Bekas rel berada di samping pasar Sokaraja
Reservoir (tandon air) Stasiun Sokaraja
Melanjutkan perjalanan kemaren sore, hari ini (29 Mei 2009) mumpung cerah ku langsung meluncur ke Sokaraja dan menuju ke posisi terahir. Setelah melewati Jembatan rel yang lumayan besar 2-3 meteran, jalur kereta terlihat menurun dan sampailah di pasar Sokaraja, melintasi jalan raya Sokaraja - Banyumas dan lebih kurang 75 meter kearah timur sampailah di bekas Stasiun Sokaraja. Bangunan bekas Stasiun ini masih terawat baik dan masih di fungsikan sebagai gedung …, beberapa meter kea rah barat terdapat tandon air yang terlihat masih asli dan terlihat tak terawat. Bahkan di belakangnya sudah tertanam bangunan baru (jadi sebentar lagi bangunan tendon ini akan di musnahkan), walau perumahan penduduk sudah memadati kawasan bekas Stasiun ini dan tidak nampak adanya rel satupun melintang disana, tapi menurutku ini sudah cukup baik dari tempat2 lain seperti di Purbalingga dan Banjarsari.
Bangunan stasiun Sokaraja dan pintu gudangnya
Bangunan stasiun Sokaraja dan bekas istalasi listrik 110
Dari sana penyusuran ku lanjutkan ke arah Banjarsari. Bekas jalur rel masih kelihatan bahkan masih ada beberapa potong rel yang masih tertanam disana dan banyak bantalan rel yang di jadikan ‘powotan’. Jalur terlihat menikung dan ternyata melewati sebuah sungai yang lumayan besar dan jembatan yang sekarang digunakan menjadi jembatan penyebrangan, masih terlihat kokoh walau kalau kita deketin ya sebenernya dah mulai keropos. Setelah menyebrangsungai dan melintasi jalan kea rah Kali Cupak jalur kereta masuk ke pemukiman dan tertimbun tanah atau sudah dibangun bangunan baru, namun tak banyak. Beberapa puluh meter rel sudah kelihatan lagi tapi sudah berpindah posisi sekitar 4-5 meteran dan di jadikan pembatas paving blok gang. Dari sana Jalur kereta keluar pemukiman dan kembali sejajar dengan jalan raya Sokaraja – Purbalingga.
Bekas bantalan rel SDS digunakan sebagai jembatan diatas selokan
Jembatan SDS diatas kali Pelus di jadikan jembatan penyebrangan warga
Selanjutnya Menyusur Stasiun Purbalingga - Stasiun Banjarsari
Sampai sini dulu penyelusuranku ...
Mo ngantor dulu neeh.
Revisi gambar 21 Juni 2011