Kerkhof di Poerwokerto
Kota baru Purwokerto yang di bangun oleh Belanda sejak dijadikan ibukota Regentschaap (Kabupaten) pada tahun 1836 menjadikan kota ini dipenuhi oleh orang orang Eropa. Terlebih lagi setelah masa mailese yang menyebabkan digabungkannya kabupaten Purwokerto dengan kabupaten Banyumas pada tahun 1937. Kota Purwokerto menjadi kota yang super sibuk sebagai ibukota kabupaten Banyumas sekaligus ibukota karsidenan Banyumas. Kota Purwokerto juga di lalui oleh dua maskapai kerta api yang saling terhubung satu sama lain yaitu Serajoedal Stoomtram Maatscappij yang di bangun pada tahun 1896 dan Staats Spoorwegen yang baru di bangun pada tahun 1917, menjadikan kota Purwokerto sebagai kota transit. Banyaknya sekolah-sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang lebih lengkap dari kota kota lain di karsidenan Banyumas membuat kota Purwokerto semakin ramai.
Orang-orang Eropa yang telah turun-temurun dan atau tinggal karena masa jabatan di Purwokerto juga banyak yang meninggal dan di kuburkan di Purwokerto. Di Purwokerto terdapat sebuah Kerkhof atau kuburan Belanda yang saat ini keberadaannya sangat memperihatinkan karena bekas tanah kuburan yang menjadi tanah "mati" sekarang banyak di pakai warga di daerah Pasirmuncang untuk dijadikan pemukiman. Dari puluhan kuburan yang pernah ada hanya beberapa kuburan saja yang masih bisa terlihat dan terawat.
Kuburan Belanda ini masuk sebagai wilayah kelurahan Tanjung kecamatan Purwokerto Selatan. Saat ini kuburan Belanda bisa dikunjungi namun lokasi sudah bercampur dengan pemukiman. Pada awal tahun 1980 an banyak masyarakat yang datang dan mendirikan bangunan di atas Kerkhof, sehingga saat ini sudah hampir 80 % dari kerkhof sudah berganti dengan bangunan rumah dan hanya menyisakan 5 % kuburan (nisan) yang tersisa. Selebihnya adalah lapangan dan fasilitas umum.
Kuburan Belanda ini masuk sebagai wilayah kelurahan Tanjung kecamatan Purwokerto Selatan. Saat ini kuburan Belanda bisa dikunjungi namun lokasi sudah bercampur dengan pemukiman. Pada awal tahun 1980 an banyak masyarakat yang datang dan mendirikan bangunan di atas Kerkhof, sehingga saat ini sudah hampir 80 % dari kerkhof sudah berganti dengan bangunan rumah dan hanya menyisakan 5 % kuburan (nisan) yang tersisa. Selebihnya adalah lapangan dan fasilitas umum.
Pada peta lama Purwokerto Kerkhof terletak antara Pasirmuncang dan Tanjung
Pada peta Purwokerto sekarang bahwa taman makam pahlawan Purwokerto
berada di samping kerkhof
Ilustrasi keberadaan nisan-nisan yang masih ada dan bisa di kunjungi
(1 & 2) Makam P. J. Tadema dan istrinya
P.J. Tadema (Petrus Jacobus) lahir 31 Mei 1898 - meninggal 5 Agustus 1969 dan Th. U. de Mey lahir 10 Desember 1909 - meninggal (tidak jelas). P.J. Tadema adalah pemilik "Villa Krandji" yang pada jaman pemerintahan Hindia Belanda di belakang terdapat perusahaan susu miliknya.
T.U. de Mey (Theresia Undina) (Meij) lahir di Semarang 10-12-1905 merupakan istri ke dua. Istri pertamanya bernama Elisabeth Müller namun penulis belum mendapatkan informasi lain.
T.U. de Mey (Theresia Undina) (Meij) lahir di Semarang 10-12-1905 merupakan istri ke dua. Istri pertamanya bernama Elisabeth Müller namun penulis belum mendapatkan informasi lain.
Villa Krandji, sebelumnya dimiliki oleh G.J.H. Heezemans seorang pengusaha otomotif dan bengkel, dan setelah bangkrut rumahnya di tempati oleh P.J. Tadema dan istri. Setelah meninggal Villa Krandji dibeli oleh keluarga Arab yang kemudian dijadikan workshop batik.
(3) Makam J.W. van Dapperen
Advertentie De Maasbode 15-10-1937
J.W. van Dapperen (seorang administratur pabrik gula yang lama) lahir di Harleem 25 Agustus 1869 - meninggal di Baturraden 14 Oktober 1937. J.W. van Dapperen beristrikan seorang Jawa bernama Raden Roro Sudarminah. Van Dapperen pernah menuliskan beberapa buku mengenai flora dan fauna di wilayah gunung Slamet. Silsilah keluarga J.W. van Dapperen.
(7) Makam J.P. Dom dan istri (info dari juru kunci makam)
Foto J.P. Dom dan istri
Advertentie De Telegraaf 08-09-1936
Pada tahun 2016 kuburan mereka sempat dirusak oleh warga bahkan diatasnya dibangun sebuah warung makan, namun setelah ada komunikasi antara keluarga dan warga kuburan itu diperbaiki dan dikembalikan ke kondisi semua.
E.W.H. Doeve (1913 - 1916) yang mengundurkan diri pada tahun 1915 (Locale Belangen 16 Oktober 1915)
(4) Latumahina dan istrinya
Bapak Latumahina dan Ibu Latumahina meninggal pada 19 Januari 1971. Latumahina dimungkinkan adalah seorang dokter pada rumah sakit Zending (RS Lama Purwokerto).
(5) Christina Elizabeth Hukom Aponno
Christina Elizabeth Hukom Aponno lahir 14 Februari 1889 - meninggal 26 Juni 1940. Tidak ditemukan jejaknya namun Christina tercatat dalam daftar nama Naturalisasi pada tahun 1931 di naturalisaties.decalonne.nl
(6) Makam tidak teridentifikasi
(8) Makam tidak terientivikasi, Denny Purnomo (tim BHHC) bersama warga
(9 & 10) Dua makam tidak teridentifikasi,
satunya hanya terlihat semacam pondasi di sampingnya
(9 & 10) Dua makam tidak teridentifikasi,
satunya hanya terlihat semacam pondasi di sampingnya
(11) Makam dibawah pondasi rumah
(12) Makam kecil tidak teridentifikasi
Sisa-sisa makam berserakan di beks kerkhof
(12) Makam kecil tidak teridentifikasi
Sisa-sisa makam berserakan di beks kerkhof
Sisa-sisa tegel makam yang masih bisa di dapati di permukaan tanah
Sebagai salah satu bentuk peninggalan bersejarah kuburan/makam Belanda ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk tetap mempertahankan sisa-sisa kuburan Belanda sebagai bukti bahwa di kota Purwokerto pernah di jajah dan ditinggali oleh orang-orang Eropa.
Terimakasih kepada juru kunci Kerkhof bapak Kartadimeja (alm.) dan warga yang menempati tanah kerkhof Purwokerto yang telah memberikan informasi. Kami juga menyampaikan banyak terimakasih kepada mas Gorba Dom, bapak Pieter Dom dan juga pak Eman Katamsi.
- Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie 07-09-1936
- Het Vaderland staat- en letterkundig nieuwsblad 07-09-1936
- De Telegraaf 08-09-1936
- Het volk dagblad voor de arbeiderspartij 27-08-1932
- De Maasbode 15-10-1937
- Reggeringsalmanak 02 01 1913 (dalam dr. Soedarmadji 2016)
- commons.wikimedia.org
- commons.wikimedia.org
Tim Blusukan 11 Januari 2015
- Denny Purnomo (Gan Liang An)
- Jatmiko Wicaksono
Terimakasih pada pak Hans www.imexbo.nl
Terimakasih pada pak Hans www.imexbo.nl
Artikel ini dipublikasikan pada tanggal 28/04/2016
Direvisi pada tanggal 31/07/2018