Jumat, 15 April 2016

Kuburan Belanda Pabrik Gula Kalibagor

Kerkhof Suikerfabrik Kalibagor
Kuburan Belanda di kompleks Pabrik Gula Kalibagor

Pabrik gula Kalibagor adalah pabrik gula tertua di Karsidenan Banyumas yang di bangun pada tahun 1839. Selain memiliki bangunan pabrik, areal perkebunan tebu yang luas dan jaringan rel lori terpanjang pabrik gula ini memiliki kompleks kuburan khusus orang Belanda yang bekerja di dalamnya.

banjoemas.com
Pabrik Gula Kalibagor dan kereta barang milik Serajoedal Stoomtram Maatscapij
sekitar tahun 1905



banjoemas.com
Peta Sokaraja - Kalibagor tahun 1942


banjoemas.com
Peta Pabrik Gula Kalibagor tahun 1960


banjoemas.com
Kompleks kuburan Belanda di Pg Kalibagor 
antara tahun 1920 - 1929


banjoemas.com
Ilustrasi Kompleks kuburan Belanda di Pg Kalibagor
1. Alida Geertrnida Frederika Busselaar 
2. Edward Cooke
3. Paulina Martina Conrad
4. J.J.D. Ottenhoff

Dalam foto kuburan Belanda yang diambil antara tahun 1920 - 1929 tampak bahwa disana terdapat 11 kuburan. Namun pada kunjungan saya pada tanggal 13 Mei 2012 dan 27 Juni 2013 hanya menyisakan 8 kuburan yang masih terlihat wujudnya dan hanya 4 yang masih terbaca nisannya. Diantaranya adalah :


banjoemas.com

Kuburan Edward Cooke


HIER RUST

HET STOFFELYK OVERSCHOT

VAN

WYLEN DEN WELEDELE HEER
EDWARD COOKE
IN LEVEN SUIKER FABRIKANT TE BANJOEMAS
GEBOREN TE POELOPIRNANG
OVERLEIDEN TE KALIBAGOR DEN 24 FEBRUARY 1847
IN DEN OUDERDOM VAN 56 JAREN

DISINI BERSEMAYAM JENAZAH
ALMARHUM TUAN TERHORMAT EDWARD COOKE
YANG SEMASA HIDUPNYA SEORANG PEMBUAT GULA DI BANYUMAS
LAHIR DI PULAU PINANG
MENINGGAL DI KALIBAGOR 24 FEBRUARI 1847
DI USIA 56 TAHUN

Edward Cook adalah ayah dari Edward Cook Jr (Junior) sang pendiri pabrik gula Kalibagor, Edward Cook adalah seorang produsen gula dan menurut saya dialah kemungkiunan pemilik pabrik gula sebenarnya. Ayah Edward Cooke adalah seorang Kapiten Kapal Layar asal Inggris yang meninggal dan di makamkan di Calcuta India. 

Edward Cooke (1791 - 24 02 1847) + Maria Magdalena Wolzijven pada 17 Maret 1830 menikah di Surabaya dan menurunkan seorang putri yaitu Maria Magdalena Cooke yang menikah dengan Christoffel Theodorus Toorop (1825-1887) Seorang Asisten Residen Sambas Kalimantan dan kemudian bekerja di departemen Pertanahan di Bogor. Mereka mempunyai lima orang anak yaitu:
  • Charles Toorop 1856 - 1894
  • Maria Theodora Toorop 1857 - ?
  • Johann Theodorus Toorop 1858 - 1928
  • Elize Toorop 1860 - 1947
  • Maria Magdalena Toorop 1862 - ?
banjoemas.com
Marmer Nisan Alida Geertrnida Frederika Busselaar masih terbaca jelas


banjoemas.com
Penulis berfoto di Kuburan Alida Geertrnida Frederika Busselaar 
Foto oleh Hilmy Nugroho (BHHC)



banjoemas.com
Kuburan Alida Geertrnida Frederika Busselaar tidak terawat

HIER RUST
HET ATOFFELYK OVERSCHOT
VAN
ALIDA GEERTRNIDA FREDERIKA BUSSELAAR 
GELIEFDE ECHTGENOOTE VAN
EDWARD COOKE JR
OVERLEIDEN TE KALIBAGOR DEN 21 DECEMBER 1850
IN DEN OUDERDOM VAN 18 JAREN EN 6 MAANDEN, NA 5 MAANDEN
EN 21 DAGEN GEBUWD TE ZYN GEWEEST

DISINI BERSEMAYAM JENAZAH
DARI
ALIDA GEERTRNIDA FREDERIKA BUSSELAAR 
ISTRI TERCINTA DARI
EDWARD COOKE JR
MENINGGAL DI KALIBAGOR PADA 21 Desember 1850
DI USIA 18 TAHUN 6 BULAN SETELAH 5 BULAN
21 HARI PERNIKAHAN


Edward Cook Jr (Junior) yang mungkin anak Edward Cook dari istri yang lain Menikahi Alida Geertruida Frederika Busselaar pada 7 Januari 1850, Alida Geertruida Frederika Busselaar adalah anak dari Jan + Anthoinette Coenradina Hendriks.

Setelah istri pertamanya meninggal Edward Cook Junior menikahi Anna Paulina Greuder pada 26 Juni 1852 dan melahirkan Charles Edward Cooke yang menikah dengan Catherine Adolphina Soekias.

banjoemas.com
Kuburan J.J.D. Ottenhoff


HIER RUST
ONS GELIEFD KINDJE
30/8 1900
J.J.D. OTTENHOFF

DISINI BERSEMAYAM
ANAK TERKASIH KAMI
30 AGUSTUS 1900
J.T.D. Otten Hoff


banjoemas.com

Makam Paulina Martina Conrad

HIER RUST

PAULINA MARTINA CONRAD

OVERLEIDEN 30 APRIL 1852


DISINI BERSEMAYAM
PAULINA MARTINA CONRAD
MENINGGAL 30 APRIL 1852

banjoemas.com
Kondisi kuburan Belanda yang penuh semak belukar


banjoemas.com
Kondisi kuburan Belanda 


banjoemas.com
Sebuah kuburan hampir tidak terlihat karena tumbuhan 


banjoemas.com

Beberapa kuburan yang tidak terbaca lagi nisannya

Saat ini kompleks pabrik gula Kalibagor sedang dalam pengawasan BPCB Jawa Tengah setelah pemilik merobohkan cerobong asap dan membongkar beberapa bagian utama bekas pabrik yang sudah terdaftar sebagai bangunan cagar budaya kabupaten Banyumas.

Untuk melihat lokasi melalui perangkat Google Map silahkan klik disini.


Terimakasih pada Hans Ottenhoff keturunan dari keluarga Ottenhoff mekanik di pabrik gula Kalibagor, Cak Hans Boers admin imexbo.nl yang membantu saya dalam penerjemahan dan silsilah keluarga Cooke dan Soekias.


KOLONIAAL VERSLAG 1922, suikerindustrie op Java 1891 - 1921
imexbo.nl
indisch4ever.nu
genealogieonline.nl
geni.com
cbg.nl





47 komentar:

LEKSANA art and gallery mengatakan...

Sayang sekali kenapa tidak diperbaiki

SITI NURHAYATI mengatakan...

Memprihatinkan..
Keturunan yang dimakamkan disitu, hingga kini , masih adakah yang dibanyumas?

agung mengatakan...

mas miko rep takon ana rencana di restorasi ora kuwe makam belandane

Jatmiko W mengatakan...

Leksana Art, sedang di usahakan untuk di rawat dan di lestarikan.

Sudah tidak ada keturunan Belanda di Kalibagor mbak, semoga melalui jejaring ini bisa terhubung dengan keluarganya.

Nur Restiani S mengatakan...

Keren! Sbg orang banyumas saya malah baru tau ada kuburan di PG kalibagor.

cihui mengatakan...

Jaaan maen banget, inyong ora ngerti ya jamanne cilik, kancaku anakke teknisi PG Kalibagor bae ora tau crita..kesuwun banget ya kamase..

arikus mengatakan...

Baru tau kalo di dalam kompleks PG. Kalibagor ada kuburan Belandanya.. TQ

heru pendowo mengatakan...

kl tdk salah sy prnh baca ada anak cewek dari belanda dg pacar/suaminya yg brkunjung ke makam ini,anak cewek itu kturunan asli dr sini...itu kturunan dr pmilik PG kalibagor atau yg kluarga koh lie ya?mohon koreksi jk sy salah infonya

Jatmiko W mengatakan...

Heru Pendowo, klo yang pernah jadi tamu saya itu Eline sama pacarnya Mark keturunannya Ko Lie yang dari Belanda, tapi tidak saya antar ke kuburan ini tapi ke kuburan milik keluarganya di Pejerukan

Unknown mengatakan...

bpk saya dulu masinis KA yg suka langsir gerbong dr setasiun sokaraja ke PG Kalibagor. thn 1972,73 sy suka ikut bpk dines dan saat itu sdh lihat adanya kerkoff di PG, karena posisi rel dan kerkoff berdampingan dan sy suka sekali inguk2 makam2nya yg saat itu msh nampak bagus terawat

Unknown mengatakan...

terima kasih mas jatmiko, sekarang sy spt diingatkan kembali memori saat kecil dulu bersama bpk langsir gerbong dan lihat kerkof PG kalibagor dan saat ini msh bisa saksikan melalui foto2 panjenengan

Unknown mengatakan...

Kemarin sempat masuk di Banyumas TV bahwa pelestari Sejarah di Cilacap sudah mulai mendata kherkof di daerah Cilacap. Ayo anak2 Banyumas kita jangan mau kalah. mari kita lindungi dan lestarikan peninggalan2 sejarah yang masih tersisa di daerah kita supaya anak cucu kita kelak masih bisa menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri dan bukan lewat cerita saja sehingga mereka tidak amnesia bahwa dulu di daerah mereka pernah ada orang-orang Eropa yang telah menjadi bagian dari sejarah kita. Salam Pelestari

Sulis.Banyumas mengatakan...

Weh, jaman cilik sok blusukan ming ngonoh karo kanca batir. mengko terus mlayu bareng angger wis ana sing meden-medeni jere ana medi Tuan Kuk (Tuan Cooke ndean maksude).
Enyong kemutan ana cerita mbuh bener mbuh ora jere medi Tuan Kuk (Cooke ndean) sokan ngeton angger wayah2 lagi giling tebu.
Kenangan masa kecil.

Unknown mengatakan...

Pabrik Gula Kalibagor terletak di Dukuh kalibagor, Desa kalibagor, Kecamatan Kalibagor , berada di lokasi pinggir jalan antara Sokaraja dan Kalibagor , atau 8 km dari kota Purwokerto. Pabrik Gula ini dibangun di atas areal 400 m x 200 m. Sedangkan bangunannya sendiri memiliki luas panjang 150 m, lebar 100 m, dan tinggi 20 m.
Pabrik Gula ini dibangun pada tahun 1839 oleh Edward Cooke Jr, seorang pengusaha swasta berkebangsaan Belanda yang memiliki naluri bisnis tinggi, serta jeli memanfaatkan situasi ekonomi negeri Belanda yang sedang lemah.

Keberadaan Pabrik Gula yang pada saat itu merupakan pabrik gula terbesar di Jawa Tengah sangat erat terkait dengan penerapan sistem Tanam Paksa yang dijalankan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk mengatasi krisis keuangan di negara tersebut pada awal-awal abad ke-19. Politik / Sistem tanam Paksa mengharuskan rakyat di wilayah jajahan diharuskan menanam tanaman-tanaman yang bernilai ekspor.
Wilayah Kabupaten Banyumas, dan sekitarnya dipandang sangat cocok untuk penanaman tanaman tebu, selain itu transportasi darat dan air dari wilayah ini sangat mudah, sahingga pembangunan pabrik gula di wilayah Kaibagor ini tentunya dipandang sangat tepat.
Tuan Edward Cooke Jr sebagai pendiri pabrik meninggal pada tahun 1847, dan dimakamkan di komplek pabrik.
http://tamasekarelok.blogspot.co.id/2011/01/peninggalan-kepurbakalaan-sejarah-dan.html

Alden Sinai mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Kasamago mengatakan...

itu kuburan klo dirawat dg benar n dikasih hiasan taman bs jd slh satu tempat kunjungan..

blm lg perumahan pegawai pabrik gula yg benar2 terbengkalai parah.. berharap ad perhatian pemerintah pusat..

Unknown mengatakan...

superr....sekali...

Unknown mengatakan...

superr....sekali...

Unknown mengatakan...

I love you mbah engkuk,insya allah bsk sy bersihkan area pemakamannya seperti biasanya ya...

Unknown mengatakan...

Ketua;mas pri/engkong pi
Seksi kebersihan;sy sendiri,saptono tepe,mas pono,mas adi

Ferdi Alfian mengatakan...

Mas, apakah bener itu PG Kalibagor sekarang menjadi milik swasta?

Yohanes mengatakan...

Sebelum pg.kalibagor ditutup, saya dengar pg nya dikelola sama org tionghoa, lalu terakhir kali yg saya dengar pg nya diambil alih sama perusahaan swasta yg berpusat di solo (narasumber: satuan keamanan eks.pg ceper),, jadi siapa yang sekarang mengelola pg.kalibagor ya Mas Miko?

Jatmiko W mengatakan...

Memang betul bahwa pemilik dan pengelola bekas PG Kalibagor adalah pihak swasta dan belum berpindah tangan karena pemilik yang sekarang masih tersangkut kasus hukum (hilangnya cerobong asap PG Kalibagor) dan masih di pantau oleh BPCB Jawa Tengah dan pelestari seluruh Indonesia.

Desa Wisata Kalibagor mengatakan...

Eks dibongkarnya cerobong saya sempat masuk sama teman, pabrik didalamnya sudah rata ping-puing cerobong dan yang lainnya dipotong-potong dan sempet mendokemntasikan suasana dalam pabriknya.Sekarang sedang ada pekerjaan lagi tapi ngga tahu informasinya untuk apa.

Wenang Paramartha mengatakan...

Dokumentasinya di share ya. Hehe

Unknown mengatakan...

Makasih mas, ceritanya saya jadi tahu kalau di pabrik gula kalibagor ada makannya padahal saya dilahirkan dan melewatkan masa kanak2 saya dipabrik gula dulu saya tinggal dirumah dinas pabrik gula yg depannya ada sekolah tk nya

Unknown mengatakan...

Dari dulu terbengkalai lama sekali...giliran cerobong asapnya dirubuhin langsung pada heboh...,,cagar budaya iyaa memang tp gak pernah dirawat sama sekali...lama2 juga bakal hancur...sekarang semua pada heboh nyalahin ini itu...,,trus perhatian pemerintah kemana aja??? Apa sebatas stelah ada perkara gini baru perhatian...???

admin mengatakan...

Wenang Paramitha; laman ini adalah laman berbagi mohon untuk tidak copy paste | repost artikel ini di blog pribadi

Pemerintah dengan berbagai "kendala" mengurus Cagar Budayanya memang menjadi sangat bermasalah terkait pelestarian di Banyumas, dan riak-riak kecil kehebohan tahun yang sudah lalu adalah bagian dari upaya kami sebagai wakil masyarakat untuk tetap mempertahankan BCB yang juga milik masyarakat luas. Mempelajari bentuk pelestarian bukan sesuatu yang mudah dan praktis tapi membutuhkan pengetahuan, energi dan pengorbanan.

salam

Johanet mengatakan...

wah bagaimana kabar kuburannya untuk sekarang ini...?? katanya sudah dipugar PGnya,....

untuk semua mengatakan...

cerobong sudah dibangun kembali. Konstruksi dipertahankan. beberapa tembok diperbaiki. Selebihnya kurang tau mau difungsikan sebagai apa lagi PG kalibagor. Blognya menarik, buat mimib kalo mau explore lagi. Boleh ikutan juga buat dokumentasi.

Anonim mengatakan...

Mas Miko, akhir2 ini saya liat. sepertinya sedang ada renovasi di PG ini.

apakah ada rencana untuk di aktifkan lagi?
beriringan dengan reaktivasi jalur KA

MyAra mengatakan...

Katanya udah dibeli sm PT gulaku itu pg Kalibagor ya. Gtw si cm hoax atau ngga, yg blng penduduk situ

Unknown mengatakan...

Nyong kepingin melu komunitase

Jatmiko W mengatakan...

Bekas pg Kalibagor milik keluarga pengusaha di Purwokerto, kemungkiban akan di fungsikan sebagai gudang.

Jatmiko W mengatakan...

Mutohar Lutfi silahkan kontak mereka di admin@banjoemas.com

Unknown mengatakan...

Menurut cerita ibu saya yg orang Banyumas asli bahwa Mbah buyut saya adalah mandor pabrik gula Kalibagor bernama Demang suradirana

Poerdjoe Kenny MS mengatakan...

Mohon infonya mas,kondisinya skrng msh kosong atau bgmn ? Soalnya sy ada planning mau eksplor PG tsb bulan dpn u/ dokumentasi youtube yg bertemakan horror.& Mohon infonya jg,kl mau masuk lokasi,ijinnya ke siapa y ?
Btw,ini channel jelajah mistis sy,
http://www.youtube.com/c/poerdjoechannel
Mampir & support yaa...
Salam misteri
Salam wong ngapak
Ora ngapak mergo ora iso
😁

Lara Jean mengatakan...

bagusnya sih itu ex PG Kalibagor dijadiin sarana publik atau sarana edukasi, saya jadi ngiri lihat renovasi PG Banjaratman yg di brebes itu dijadiin rest area wuiihh....kereenn...

Lara Jean mengatakan...

bagusnya sih itu ex PG Kalibagor dijadiin sarana publik atau sarana edukasi, saya jadi ngiri lihat renovasi PG Banjaratman yg di brebes itu dijadiin rest area wuiihh....kereenn...

Unknown mengatakan...

My name is Raymond Zijlstra. I am one of the great grandchildren of Edward Cooke (ancestor of my mother Anne Cooke). In september I will be the first from our family, living in The Netherlands to visit the graves and the remaining of the sugar factory in Kalibagor. Right now I'm working to gather as much information as possible about my ancestors from my mothers side.

Nama saya adalah Raymond Zijlstra. Saya salah satu cucu besar dari Edward Cooke (leluhur ibuku Anne Cooke). Pada bulan september saya akan menjadi yang pertama dari keluarga kami, tinggal di Belanda untuk mengunjungi makam dan sisa pabrik gula di Kalibagor. Sekarang saya bekerja untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang nenek moyang saya dari sisi ibu saya.

lucy mengatakan...

Di mana saya dapat mendapatkan arsip PG Kalibagor ini? Terima kasih

Unknown mengatakan...

Sy salah satu saksi penjarahan properti yg ada di pabrik gula dan rumah dinas di sebrang nya tepatnya taun 97-98....masyarakat kalap membabi buta mengambil apa saja yg bisa mereka jual,seperti besi rel lokomotif....kebetulan saya dulu tinggal di sebrang pabrik,seandainya pemerintah peduli dari dulu kawasan pabrik dan rumah dinas bisa menjadi tempat sejarah yg di pugar agar tetap lestari sampai saat ini,bayangkan di dalam kawasan dinas itu banyak sekali tempat bagus seperti lapangan tenis yg di gunakan orang Belanda jaman dulu bermain tenis....PG Kalibagor sangat sangat bernilai historis...dari foto masa lalu bisa terlihat mereka sangat memperhatikan kebersihan tempatnya seperti kawasan makam pendiri PG kalibagor

Kezia Eky mengatakan...

Saya pernah melewati PG Kalibagor ini tapi tidak tau ada kompleks Makam Belanda didalamnya,apakah ada prosedur untuk bisa masuk ke dalamnya Mas Miko?

Saya justru tau setelah baca info via IG Dagelan Mistis bhw kompleks makam Belanda jadi seram krn semakin tidak terurus keberadaannya..mungkin kondisinya sekarang jauh lebih parah dari yang terakhir Mas Miko lihat terakhir itu Mas jika saya baca info dr IG Dagelan Mistis

Andre Djatmiko mengatakan...

Salut banget lho mas, nyong cilikane nglolor tebu, setaun pisan nonton partean, pertama nonton dalang Anom Suroto dong partean thn 1974.
Angger wulan puasa, buka puasa ngendelna suara blengong, dong cilik ora ngerti sing muni apane, ujarku kustinge.
Dong TK bapakku seneng main kroncongan nenggone umaha kepala pabrik gula, asmane nek ora salah Henk Latumanue, putrane jenenge Deni. Tekan seprene nggoleti Deni ora tau ketemu.
Pisan maning kesuwun pisan.

Sulis.Banyumas mengatakan...

Jaman cilik gemiyen, sering dolan blusukan ming ngonoh. Jaman pabrike esih giling. Gemiyen ya esih bersih kayane ana sing ngrawat. Gemiyen mbahe karo ramane enyong ngode nang pabrik gula kono. Angger pabrike lagi giling ana partean, ana blengong, seneng nggandul sepur sing monine ojong-ojes.

Anonim mengatakan...

Dengan adanya sejarah ,,,kita tahu betapa berat nya pengorbanan pahlawan kita (JASMERAH)jangan sekali kali melupakan sejarah,kita adalah cucunya yuk isi....pengorbanan mereka dengan membangun..apa yang kita bisa dan mampu../#salam ngapak...kompak sejahtera.

Anonim mengatakan...

Saya keturunan keluarga Soekias, tapi sudah tidak tahu lagi sejarah keluarga saya. thom_0287@hotmail.com

Posting Komentar

Silahkan isi komentar anda !
Jangan lupa tinggalkan Nama dan alamat emailnya