Rabu, 06 Mei 2009

Menyusur Rel Purwokerto - Sokaraja 1

Penyusuran pertama dimulai dari Stasiun timur yang sekarang sudah di bongkar dan di jadikan ruko PJKA. Letak pintu masuk stasiun berada tepat di pertigaan Jl. Merdeka - Jl. Jend. Sudirman, atau sekarang sudah dibangun Paparons pizza.

Saya masuk ke bekas stasiun dari arah rumah makan Kabayan, disana terdapat sebuah rel yang ujung satunya ke arah stasiun dan yang satunya menuju ke Jl. Jend. Sudirman. Di lokasi bekas Stasiun Timur masih terdapat barisan rel yang mungkin memang belum berubah dari dulu, terdapat beberapa buah gerbong barang yang masih berdiri dan ditinggali oleh "orang tak berumah". di sisi lain terdapat juga beberapa gerbong yang mungkin sengaja di gulingkan. Beberapa rambu dan wessel yang masih bisa di oprasikan.

banjoemas

banjoemas

banjoemas

banjoemas

banjoemas

Penyusuran kedua saya mencoba untuk berkeliling (masih sekitar stasiun timur), diantaranya terdapat gudang dolog, sebuah gudang tertutup dan beberapa bangunan yang tidah berpenghuni. Ada sebuah objek menarik disana, yaitu sebuah pompa bensin kuno berwarna kuning, sangat antik dan saya mencoba mengambil gambar lebih dekat, ternyata disana terdapat beberapa orang berseragam seperti tentara, wew ... pasti urusannya bakalan rumit!. Tapi saya beranikan diri untuk meminta ijin, dan bener juga, " Masnya harus punya ijin dari Danrem, kalau kami hanya menjalankan tugas dan perintah saja ...!". (Huff ...)

banjoemas

Penyusuran Ketiga saya meluncur ke Jl. Jend. Sudirman, tepatnya dari TM. Kabayan, disana masih terdapat 2 jembatan rel kecil yang sudah mulai tertimbun tanah dan bangunan, karena bentuknya melintang saya kurang paham apakah rel yang ke arah timur yang menuju jl. Jend. Sudirman langsung menyebrang ke bahu jalan sebelah utara (depan kantor Pos Besar) atau masih ketimur lagi perlintasannya?.

Masih terus menyusuri Jl. Jend. Sudirman sampai ke perempatan Pasar Wage, disana sudah tidak ada bekas-bekasnya. Dan dari perempatan itulah masih di jumpai lapisan aspal berbeda selebar rel kereta. Seingatku memang rel keretanya lewat bahu jalan sebelah utara seperti foto kuno yang aku dapatkan dari rekan kerjaku dari BMS tv. Kalau jaman dulu sebelah timur utara adalah terminal angkutan umum (sekarang ruko moderen pasar Wage). Kalo kita lihat dari foto kunonya terdapat dua bangunan pas di pojok sebelah barat utara yang sampe sekarang masih terjaga keasliannya.

banjoemas

banjoemas

banjoemas

banjoemas

Kita lanjutkan ke arah timur Jl. Jend. Sudirman sampe pertigaan ke arah mersi, rel kereta membelok ke pojok sebelah timur (Sebelah Kondang Motor), yang kalau kita lihat sekarang seperti sebuah gang kecil, tapi kalu kita lihat lebih teliti kebawah masih terlihat rel yang memanjang menikung sampai ke Berkoh. Masih banyak bagian dari rel yang menyembul ke permukaan, dan masih juga terdapat beberapa jembatan rel diatas selokan.

banjoemas

banjoemasSampai ke bundaran air mancur rel menyebrangi jalan (sudah nggak tertimbun aspal) dan masuk ke perkampungan sebelah selatan jalan. Tidak seberapa jauh dari lintasan jalan raya rel melintas diatas sungai (jembatan masih bagus) dan masuk ke perkampungan lagi. Walaupun bekas rel beralih fungsi menjadi gang kecil tapi mulai disini saya sangat kesusahan mencari bekas-bekas relnya, sampai beberapa kali nanya ke orang, yang ternyata setelah melintasi jalan beraspal rel sudah tertutup bangunan permanen tepat di atasnya, menjadi selokan air dan di jadikan pondasi rumah warga kira kira 1 meter dibawah permukaan tanah. Ini sangat di sayangkan banget.

Dari sini rel bener-bener jadi selokan dan tenggelam di persawahan penduduk. Karena saya pikir ini nggak akan berhasil menyusurinya lagi, saya langsung menuju jalan Suparjo Rustam, dan memang disana juga sudah tidak ada lagi bekas-bekasnya, tapi dulu pada tahun 1999 saat masih kuliah D1 di Purwokerto disana masih terdapat sebuah jalur yang hanya terdapat di bahu jalan sebelah selatan, yang saya yakin dulu adalah jalan kereta api.

banjoemas

banjoemas

Penyusuran keempat sepanjang Jl. Suparjo Rustam sebelum sampai di perempatan Sokaraja masih terdapat rel yang menikung menjauh dari perempatan, tembus dan melintang di jalan ke arah Depo Pelita (Karang Nanas).

Selanjutnya Menyusur Jalur Kereta Purwokerto - Sokaraja 2

Mungkin segini dulu cerita trackingnya, ini sudah sangat membuat lega hatiku karna masih bisa menulis segini panjang hehehehe ... Tracking dilakukan dalam waktu 4 kali tidak berurutan karena memang susah atur jadwalnya. Sebenarnya banyak foto yang sudah saya persiapkan untuk melengkapi tulisan saya tapi memang belum ketemu waktu yang cocok buat aplotnya.
Terimakasih banget buat Istri dan anakku (1 tahun) yang sudah ikut dalam "Program Tracking Ayah".

Sebagai catatan ternyata setelah ku browsing di Internet dan sumber mulut ke mulut, rel jalur Purwokerto Sokaraja ini dulu adalah milik SDS (Serajoedal Stoomtram Maatschappy) yang di resmikan pada tanggal 5 Desember 1896 untuk jalur Purwokerto-Sokaraja. Pembangunannya dimulai pada bulan Mei 1895 dengan modal sebesar F 1.500.000 dibawah pimpinan pimpinan Ir.C.Groll. Sebenernya jalur yang di buat secara berturut adalah jalur panjang dari Maos-Purwokerto-Sokaraja-Banjarsari-Purwareja-Banjarnegara dan akhirnya sampai ke wonosobo.

Data diambil dari basundoro.blog.unair.ac.id