Sebelumnya
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" BANJARNEGARA #1
Jembatan SDS diatas sungai Serayu
foto oleh Lengkong Sanggar Ginaris
# Jembatan SDS sungai Serayu
Setelah menyusuri rel dari stasiun Klampok ke arah barat sepanjang kurang lebih 1 km, peserta jelajah disuguhi dengan pemandangan jembatan SDS diatas sungai Serayu. Jembatan sepanjang 100 meter ini menggunakan rangka besi-baja yang sangat kuat, dan sekarang difungsikan sebagai jembatan manusia hingga kendaraan roda tiga. Lokasi ini hanya berjarak 150 meter dari lanud Wirasaba, sebagai pangkalan militer RI maka peserta jelajah dihimbau untuk tidak memotret dan mengarahkan kamera ke arah lanud.
Foto bersama di atas jembatan SDS diatas sungai Klawing
foto oleh Friedrichidek
Foto bersama di atas jembatan SDS diatas sungai Klawing
foto oleh Jatmiko W
#Jembatan SDS sungai Klawing
Selepas jembatan SDS sungai Serayu jalur rel tidak lagi bisa di susuri menggunakan roda 2, maka peserta diajak masuk ke perkampungan desa Wirasaba dan melewati rumah Jajadi Wangsa (seorang saudagar Jawa pada masa Hindia Belanda) dan beberapa rumah khas dengan halaman dan pekarangan yang luas. Setelah melewati kota Kemangkon dan jembatan Bandjar Tjahjana Werken (BTW) terdapat sebuah bekas halte Karangkemiri SDS, dari sinilah titik awal susur rel sepanjang 3 kilo meter hingga jembatan sungai Klawing. Jembatan SDS diatas sungai Klawing menggunakan kerangka besi baja sepanjang 100 meter, dan disana masih bisa di jumpai beberapa rel yang terpasang dengan angka tahun SDS 95 (1895). Jenis jembatan kereta milik SDS yang mempunyai tipe seperti ini terdapat di tiga tempat yaitu di atas sungai Serayu (Patikraja), diatas sungai Klawing (Kalialang Purbalingga) dan diatas sungai Gumawang (Gumawang).
Foto gedung kantor SMA Santo Agustinus yang menggunakan bekas rumah administratur pg Kali Klawing
foto oleh Lengkong Sanggar Ginaris
# Rumah administratur pg Kaliklawing
Setelah rehat, ibadah dan makan siang di warung sederhana, peserta bergeser ke sebuah bangunan gedung di SMA Santo Agustinus, gedung tersebut adalah bekas rumah administratur pabrik gula Kaliklawing (Kalimanah) sebelum di gabung dengan pg Bojong. Bangunan ini masih terawat karena dipakai oleh pihak sekolah menjadi kantor SMA Santo Agustinus berbeda dengan bangunan di sebelahnya yang sekarang dikuasai oleh PT. Pertani.
Gedung bekas pabrik beras atau penggilingan padi milik Lie Hok Tjan
foto oleh Jatmiko W
Peserta Jelajah Banjoemas sedang memeriksa bekas jalur rel lori pg Kali Klawing
foto oleh Friedrichidek
Setelah pabrik gula gulung tikar bersamaan dengan pabrik induknya pabrik gula Bojong pada tahun 1935, pabrik ini kemudian dibeli oleh Lie Hok Tjan (Boedi Soedarma) dan di gunakan menjadi pabrik beras . pada tahun 1988 pabrik seluas 1 hektar dirubah menjadi panti wreda dibawah yayasan Kristen Budi Darma Kasih. Bangunan utama pabrik beras masih bisa di lihat dan sekaang dijadikan kantor yayasan.
# Bong Kalimanah
Bong Kalimanah merupakan salah satu dari 4 bong yang berada di kabupaten Purbalingga. Terdapat dua buah bong yang tidak biasa dari biasanya sebuah bongpay, dan peserta pun di perkenalkan dengan susunan pada kuburan Tionghoa dan bagaimana membaca bongpay (nisan kuburan Tionghoa).
Peserta memeriksa satu-persatu batu nisan dan mendokumentasikannya
foto oleh Jatmiko W
# Kerkhof Purbalingga
Dibandingkan dengan beberapa kerkhof di kota Purwokerto, Banyumas dan Klampok kerkhof Purbalingga masih banyak yang terawat dan banyak menyimpan informasi. Peserta jelajah nampak antusias untuk menilik satu persatu batu nisan untuk mencari tahu siapakah yang dimakamkan disana. Kerkhof ini menjadi lebih menarik karena kerkhof sebelumnya tidak ditemukan informasi sedikitpun.
# Bekas pabrik gula Bojong
Pabrik gula ini sama sekali tidak meninggalkan bangunan fisik, sehingga hanya beberapa dari peserta saja yang menginguinkan untuk menjelajah bekas-bekas bangunannya saja. Perumahan Bojong berdiri tepat di petak bekas pabrik gula, tidak lebih dan tidak kurang. Setelah tim Jelajah datang ke lokasi ternyata di tepi petak perumahan masih meninggalkan pondasi pagar keliling dari pabrik gula Bojong, dan kondisinya sekarangpun sudah mulai tertimbun urugan jalan perumahan dan pondasi untuk saluran sanitasi perumahan Bojong.
Ucapan terimakasih kepada
Pimpinan pengasuh panti Budi Dharma Kasih
Ibu Vita (perum Bojong)
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" BANJARNEGARA #1
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" BANYUMAS #3
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" CILACAP #4
Ucapan terimakasih kepada
Pimpinan pengasuh panti Budi Dharma Kasih
Ibu Vita (perum Bojong)
Foto dan dokumentasi
Friedrichidek
Jatmiko W
Lengkong Sanggar Ginaris
Liputan di Media
http://regional.liputan6.com/read/3025503/jejak-samar-bos-bos-gula-belanda-di-tanah-banyumas
https://jateng.merdeka.com/wisata/dari-ratusan-14-benda-di-purbalingga-dikaji-sebagai-cagar-budaya-170720h.html
lanjut pada
Friedrichidek
Jatmiko W
Lengkong Sanggar Ginaris
Liputan di Media
http://regional.liputan6.com/read/3025503/jejak-samar-bos-bos-gula-belanda-di-tanah-banyumas
https://jateng.merdeka.com/wisata/dari-ratusan-14-benda-di-purbalingga-dikaji-sebagai-cagar-budaya-170720h.html
lanjut pada
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" BANJARNEGARA #1
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" BANYUMAS #3
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" CILACAP #4
2 komentar:
Kherkhof purbalingga cukup terawat tuh, mungkin krn lokasinya jauh dr pemukiman y?
Mantap kang broh... jadi menambah pengetahuan sejarah di daerah sendiri, saya selalu kagum dengan peninggalan belanda yang masih tersisa,di kampung saya ujung wetan purbalingga dulu ada jalur lori tebu di selatan saluran irigasi banjar cahyana,tapi cuma denger cerita dari orang tua karena sudah di bongkar jauh sebelum saya lahir,cuma tersisa bekas jembatan dan terowongan lori tebu yang sekarang beralih fungsi jadi saluran air
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda !
Jangan lupa tinggalkan Nama dan alamat emailnya