Senin, 24 Juli 2017

JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" PURBALINGGA #2


Sebelumnya
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" BANJARNEGARA #1


Jembatan SDS diatas sungai Serayu
foto oleh Lengkong Sanggar Ginaris


# Jembatan SDS sungai Serayu
Setelah menyusuri rel dari stasiun Klampok ke arah barat sepanjang kurang lebih 1 km, peserta jelajah disuguhi dengan pemandangan jembatan SDS diatas sungai Serayu. Jembatan sepanjang 100 meter ini menggunakan rangka besi-baja yang sangat kuat, dan sekarang difungsikan sebagai jembatan manusia hingga kendaraan roda tiga. Lokasi ini hanya berjarak 150 meter dari lanud Wirasaba, sebagai pangkalan militer RI maka peserta jelajah dihimbau untuk tidak memotret dan mengarahkan kamera ke arah lanud. 



Foto bersama di atas jembatan SDS diatas sungai Klawing
foto oleh Friedrichidek


Foto bersama di atas jembatan SDS diatas sungai Klawing
foto oleh Jatmiko W



#Jembatan SDS sungai Klawing
Selepas jembatan SDS sungai Serayu jalur rel tidak lagi bisa di susuri menggunakan roda 2, maka peserta diajak masuk ke perkampungan desa Wirasaba dan melewati rumah Jajadi Wangsa (seorang saudagar Jawa pada masa Hindia Belanda) dan beberapa rumah khas dengan halaman dan pekarangan yang luas. Setelah melewati kota Kemangkon dan jembatan Bandjar Tjahjana Werken (BTW) terdapat sebuah bekas halte Karangkemiri SDS, dari sinilah titik awal susur rel sepanjang 3 kilo meter hingga jembatan sungai Klawing. Jembatan SDS diatas sungai Klawing menggunakan kerangka besi baja sepanjang 100 meter, dan disana masih bisa di jumpai beberapa rel yang terpasang dengan angka tahun SDS 95 (1895). Jenis jembatan kereta milik SDS yang mempunyai tipe seperti ini terdapat di tiga tempat yaitu di atas sungai Serayu (Patikraja), diatas sungai Klawing (Kalialang Purbalingga) dan diatas sungai Gumawang (Gumawang). 



Foto gedung kantor SMA Santo Agustinus yang menggunakan bekas rumah administratur pg Kali Klawing
foto oleh Lengkong Sanggar Ginaris

# Rumah administratur pg Kaliklawing
Setelah rehat, ibadah dan makan siang di warung sederhana, peserta bergeser ke sebuah bangunan gedung di SMA Santo Agustinus, gedung tersebut adalah bekas rumah administratur pabrik gula Kaliklawing (Kalimanah) sebelum di gabung dengan pg Bojong. Bangunan ini masih terawat karena dipakai oleh pihak sekolah menjadi kantor SMA Santo Agustinus berbeda dengan bangunan di sebelahnya yang sekarang dikuasai oleh PT. Pertani. 


Gedung bekas pabrik beras atau penggilingan padi milik Lie Hok Tjan
foto oleh Jatmiko W


Peserta Jelajah Banjoemas sedang memeriksa bekas jalur rel lori pg Kali Klawing
foto oleh Friedrichidek


Setelah pabrik gula gulung tikar bersamaan dengan pabrik induknya pabrik gula Bojong pada tahun 1935, pabrik ini kemudian dibeli oleh Lie Hok Tjan (Boedi Soedarma) dan di gunakan menjadi pabrik beras . pada tahun 1988 pabrik seluas 1 hektar dirubah menjadi panti wreda dibawah yayasan Kristen Budi Darma Kasih. Bangunan utama pabrik beras masih bisa di lihat dan sekaang dijadikan kantor yayasan.

# Bong Kalimanah
Bong Kalimanah merupakan salah satu dari 4 bong yang berada di kabupaten Purbalingga. Terdapat dua buah bong yang tidak biasa dari biasanya sebuah bongpay, dan peserta pun di perkenalkan dengan susunan pada kuburan Tionghoa dan bagaimana membaca bongpay (nisan kuburan Tionghoa).


Peserta memeriksa satu-persatu batu nisan dan mendokumentasikannya
foto oleh Jatmiko W


# Kerkhof Purbalingga
Dibandingkan dengan beberapa kerkhof di kota Purwokerto, Banyumas dan Klampok kerkhof Purbalingga masih banyak yang terawat dan banyak menyimpan informasi. Peserta jelajah nampak antusias untuk menilik satu persatu batu nisan untuk mencari tahu siapakah yang dimakamkan disana. Kerkhof ini menjadi lebih menarik karena kerkhof sebelumnya tidak ditemukan informasi sedikitpun. 

# Bekas pabrik gula Bojong
Pabrik gula ini sama sekali tidak meninggalkan bangunan fisik, sehingga hanya beberapa dari peserta saja yang menginguinkan untuk menjelajah bekas-bekas bangunannya saja. Perumahan Bojong berdiri tepat di petak bekas pabrik gula, tidak lebih dan tidak kurang. Setelah tim Jelajah datang ke lokasi ternyata di tepi petak perumahan masih meninggalkan pondasi pagar keliling dari pabrik gula Bojong, dan kondisinya sekarangpun sudah mulai tertimbun urugan jalan perumahan dan pondasi untuk saluran sanitasi perumahan Bojong.

Ucapan terimakasih kepada
Pimpinan pengasuh panti Budi Dharma Kasih
Ibu Vita (perum Bojong)



JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" BANJARNEGARA #1
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" BANYUMAS #3 
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" CILACAP #4 

Minggu, 23 Juli 2017

JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" BANJARNEGARA #1


Jelajah Banjoemas akirnya di gelar lagi setelah dua tahun jelajah untuk umum mati suri, dengan tema "MRAPAT" kali ini di gelar sebagai kejutan "rapelan" bagi pecinta sejarah lokal Banyumas Raya. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari secara berturut-turut di wilayah 4 kabupeten yaitu Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan Cilacap. Beberapa peninggalan besar yang di kunjungi untuk hari pertama diantaranya adalah 4 bekas pabrik gula, 4 tujuan jalur SDS, 4 kerkhof (kuburan Belanda) dan 4 benteng pertahanan Cilacap.

Tidak hanya itu peserta juga akan melewati beberapa destinasi lain yang merupakan "bonus" Jelajah Banjoemas. Seperti Pecinan Sokaraja, pabrik Tapioka Sokaraja, batik Mruyung dan juga Pecinan kota Banyumas.

Kegiatan ini diprakarsai oleh Banjoemas History Heritage Community dan Komunitas Roemahtoea (Jogja). Sehingga selama Jelajah Banyumas dipandu oleh dua pegiat sejarah dan warisan Jatmiko Wicaksono founder dan pegiat heritage BHHC dan Lengkong Sanggar Ginaris pegiat di komunitas IG;RoemahToea dan KOPIKOLA Purworejo yang kebetulan juga pernah belajar di Arkeologi UGM fokus pada bangunan Kolonial.

Pembukaan pendaftaran secara online di www.banjoemas.com dibuka selama seminggu semenjak 6 Juli hingga 13 Juli 2017, dan terdaftar sebanyak 45 peserta dengan rincian pada hari pertama sebanyak 25 peserta, hari kedua 39 Peserta dan hari ketiga sebanyak 9 peserta. Namun dilapangan ditemukan beberapa peserta baru (tidak melakukan pendaftaran online) dan anak-anak yang diajak oleh orangtuanya.

13 Juli 2017
Jelajah Banjoemas  "MRAPAT" BANJARNEGARA #1 


Briefing  sebelum pemberangkatan



Materi pertama pada titik tujuan pertama Jelajah Banyumas 



# Bandjar Tjahjana Werken + terowongan lori pabrik gula Klampok
Jelajah hari pertama mengambil titik kumpul di lapangan Majasari kecamatan Bukateja, dimana titik kumpul ini satu lokasi dengan bong (kuburan) Tionghoa Bukateja dimana lotian Bukateja dikuburkan. Jelajah yang di ikuti oleh 20 peserta dan 5 panitia memulai kegiatannya tepat pada pukul 08.45 dengan lokasi pertama adalah pertemuan antara Bandjar Tjahjana Werken (BTW) dengan lori pabrik gula Klampok berupa jembatan sepanjang kurang lebih 10 meter dan 2 terowongan lori yang sekarang berubah fungsi menjadi selokan. 



Foto Bersama di tembok belakang bekas pabrik gula Klampok



# Tembok keliling pabrik gula Klampok
Titik kedua adalah peninggalan berupa tembok keliling pabrik gula Klampok yang merupakan satu-satunya bangunan peninggalan bekas pabrik gula Klampok. Tembok ini membentang sepanjang 270 meter berada di bagian belakang pabrik dengan tampilan tembok tinggi dengan bata merah ter-ekspos, namun terlihat adanya tembok yang sudah di bongkar kurang lebih sepanjang 130 meter yang sebelumnya dipakai oleh pabrik rokok Atom dan pabrik kayu milik Go Bian Ik.

Menurut warga sekitar bekas pabrik gula Klampok setelah dinyatakan gulung tikar pada tahun 1937, lahan bekas pabrik gula dibeli oleh Lie Hok Tjan (Juga pemilik pabrik beras di bekas pabrik gula Kaliklawing Kalimanah Purbalingga), Lie  Hok Lie dan Ahmad Salyo Sujarwoto, lahan milik Lie Hok Lie kemudian di sewakan kepada KUP (Kursus Usaha Pertanian) dibawah Djawatan Penempatan Kerja pada tahun 1953. Pada tanggal 01 September 1955 Jawatan di pecah menjadi dua yaitu Djawatan Penempatan Kerja dan Djawatan Latihan Kerja, sehingga menyebabkan KUP berubah menjadi  PLKP atau Pusat Latihan Kerja Pertanian. 


Tembok ini layak di jadikan sebagai Bangunan Cagar Budaya, sebagai bangunan yang mengingatkan bahwa tembok ini pernah berdiri pabrik gula Klampok 1889 - 1933



Beberapa kuburan Belanda di kerrkhof Klampok


# Kerkhof Klampok
Penjelajah Banjoemas kemudian diarahkan untuk melihat kondisi kuburan Belanda yang terletak tidak jauh dari lokasi pabrik. Terdapat sekitar 7 kuburan yang kemungkinan di bangun sekitar tahun 1900-an. Tidak ada sebuah informasipun yang kami dapat dari kuburan ini, karena usia kuburan yang sudah seratus tahun lebih dan kemungkinan nama yang meninggal hanya ditorehkan di nisan semen dan atau marmer nya sudah di ambil oleh orang yang iseng.


Peserta fokus pada paparan materi Jelajah Banjoemas


# Bekas pabrik gula Klampok
Setelah mendapatkan ijin dari pengurus keamanan lokasi, peserta hanya bisa menikmati bekas perumahan milik Pertani, karena bekas pabrik gula Klampok sama sekali tidak menyisakan bekas sedikitpun kecuali tembok belakang. Bekas perumahan Pertani ini bergaya jengki dimana jendela rumah bergaya jendela rumah belanda hanya berbentuk mini, dan terdapat lubang ventilasi yang khas.



Foto bersama di salah satu rumah di perumahan pabrik gula Klampok

Bekas perumahan pegawai pabrik gula Klampok
Di seberang lokasi pabrik masih terdapat bekas perumahan pegawai pabrik gula yang masih terlihat kekunoannya, bahkan terdapat sebuah rumah yang masih memakai ornamen khusus identitas ornamen pabrik gula Klampok. Dari beberapa bekas pabrik gula di wilayah karsidenan Banyumas masih terdapat 3 rumah yang masih menggunakan ornamen kekhasan yaitu satu di bekas pg Klampok dan dua di bekas pg Kaliredjo di Sumpyuh. 
bangunan rumah administratur pg Klampok juga msih berdiri meski sudah terdapat berbagai perubahan terutama fasad, dimana terdapat sebuah ruangan yang menjorok di depan suah di hilangkan, dan juga bentukan asli sudah hilang. Yang tersisa adalah tembok samping yang masih menggunakan bangunan dan profile aslinya.



Beberapa bangunan disini layak di jadikan sebagai Bangunan Cagar Budaya, sebagai bangunan yang mengingatkan bahwa tembok ini pernah berdiri pabrik gula Klampok 1889 - 1933



Salah satu rumah dinas yang masih berdiri di bekas stasiun SDS Klampok

Bekas Stasiun SDS Klampok
Mengawali jelajah rel SDS, stasiun Klampok layak untuk di kunjungi karena bagi masyarakat yang awam tidak akan menemukan satupun tanda tanda bahwa pemukiman penduduk disana adalah dulunya sebuah stasiun dengan tiga spoor (jalur) yang salah satunya merupakan jalur untuk bongkar muat ke pg Klampok. Terdapat sebuah bangunan stasiun yang hanya menyisakan tembok dan lengkung pintu atau jendela, sebuah kamar mandi stasiun, kantor tiket, reservoir, tiga buah rumah dinas dan beberpa besi rel yang melintang di pekarangan rumah dan diatas sebuah selokan.

Liputan Suara Merdeka

Foto dan dokumentasi
Dwi Hatmoko
Friedrichidek
Riyandika Vistara
Gerry Hadiwono

lanjut pada
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" PURBALINGGA #2 
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" BANYUMAS #3 
JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT" CILACAP #4 

Jumat, 07 Juli 2017

JELAJAH BANJOEMAS "MRAPAT"


Poster Jelajah Banyumas



Jadwal acara Jelajah Banjoemas "Mrapat"
4 Kabupaten (Banjarnegara - Purbalingga - Banyumas - Cilacap)

Kamis 13 Juli 2017
07.00 - 07.30 
- kumpul di lapangan Majasari Bukateja Purbalingga
https://goo.gl/maps/rcsZ3HGCt4R2
07.30 - 09.30
- Terowongan rel lori sf Klampok 
- Kerkhof Klampok
- Sf Klampok dan perumahan pegawai
09.30 - 12.00
- Stasiun SDS Klampok 
- Susur rel SDS
- Susur rel lori sf Bodjong - sf Kali Klawing
12.00 - 14.00
- Makan Siang
- Sf Kali Klawing
14.00 - Selesai
- Sf Bodjong
- Kerkhof Poerbolinggo
- Menuju Purwokerto
19.00 - Selesai
- Juguran Banjoemas (Lokasi menyesuaikan)

Jumat 14 Juli 2017
08.00 - 08.30 
- Kumpul di Pendopo Kecamatan Sokaraja
https://goo.gl/maps/DHPPrhrUEK52
08.30 - 11.30 
- Susur kota Sokaraja
- Sf Kalibagor 
- Kerkhof Kalibagor
11.30 - 13.00
- Ibadah
- Makan siang
13.00 - Selesai
- Susur kota Banyumas
Menuju Cilacap (masih tentatif)

Sabtu 15 Juli 2017
08.00 - 10.00
- Kerkhof Tjilatjap
https://goo.gl/maps/JuJXHN5JERw
10.00 - 12.00 
- Benteng Pendem
12.00 - 15.00 
- Benteng Klingker (jika memungkinkan)
- Selesai
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Biaya pendaftaran (Donasi kegiatan)
Peta tahun 1920 (Pre-order Rp. 15.000,-)

Persiapan
- Membawa kendaraan sendiri, roda dua, bahan bakar penuh, Safe driving.
- Bekal dan konsumsi (sendiri)
- Mantel, pelindung, sendal atau sepatu lintas alam
- Alat Dokumentasi, catatan & alat komunikasi
- peta jelajah (pre-order Rp. 15.000)
- Obat-obatan (luar dan dalam)
- Anti nyamuk

Teknis Jelajah Banjoemas akan dikirimkan melalui email setelah pendaftaran

Terimakasih kepada 
Kotak Pandora 
Kampus Akindo Yogyakarta
Radio Sonora Purwokerto
Amusing Sablon Jogja
Mbak Tiwi