Kamis, 03 November 2016

Temu Komunitas Sejarah se Indonesia 2016

Temu Komunitas Sejarah se- Indonesia 2016
Yogyakarta - Borobudur (Magelang)
bersama Borobudur Youth Forum 2016 dan Komunitas Night at the Museum
27 - 31 Oktober 2016


Dengan tema "Berkolaborasi Mencegah Lupa" kegiatan yang di selenggarakan oleh komunitas Night at the Museum ini adalah sebuah kolaborasi antara komunitas pecinta sejarah di daerah-daerah di seluruh Indonesia yang  untuk gerakan mencegah masyarakat dari lupa akan sejarah. Kegiatan ini juga menegaskan posisi komunitas sejarah sebagai garda terdepan dalam mengawal pengetahuan sejarah dan pelestarian warisan budaya di masyarakat. Dalam kegiatan ini peserta dalam hal ini pegiat sejarah yang tergabung dalam komunitas untuk menghasilkan produk-produk tulisan sejarah yang dapat berkontribusi besar bagi pengembangan kesejarahan lokal sebagai pendukung sejarah Nasional dan pelestarian warisan budaya.


 Peserta berfoto bersama di pelataran Hotel Sentong Asri Mbudur


Kegiatan yang di laksanakan di Balai Konservasi Borobudur (BKB) ini juga mempertemukan Komunitas-komunitas Sejarah dengan Borobudur Youth Forum 2016 (BYF2016) yang digagas oleh Balai Konservasi Borobudur dalam rangka melibatkan generasi muda sebagai upaya pelestarian Candi Borobudur. BYF 2016 merupakan agenda tahunan setelah sukses diadakannya BYF 2015 pada Juni tahun Lalu. 

Agenda kegiatan yang juga bertepatan dengan peringatan 25 tahun Candi Borobudur sebagai warisan dunia dan 88 tahun Sumpah Pemuda (hari Sumpah Pemuda) ini adalah pemaparan materi oleh  Kepala BKB Bapak Marsis Sutopo tentang kebijakan pemerintah dalam pelestarian cagar budaya, Bapak Hari Setyawan (pelestarian Candi Borobudur dan statusnya sebagai warisan dunia), Mas Elanto Wijoyono (optimalisasi pemanfaatan sumberdaya sejarah dan budaya untuk komunitas), serta Mas Gary Youidan Herlambang yang menyampaikan promosi melalui website maupun medsos.


 Pembukaan acara di Balai Pelestarian Borobudur

 Ibu Isni Wahyuningsih, Erwin Djunaedi, Bapak Marsis Sutopo, Mas Elanto Wijoyono, Mas Gary Youidan Herlambang Bapak Hari Setyawan


Mas Elanto sedang berperan sebagai sutradara 

Peserta kegiatan berfoto di aula Balai Kosnserfasi Borobudur

Sharing komunitas sebagai ajang saling berbagi informasi antar komunitas dilaksanakan pada Jumat Malam dan Sabtu Malam. Semua komunitas yang hadir memaparkan profil dan kegiatan kominitasnya secara bergantian dan membuka sesi tanya jawab. Kegiatan ini juga menjadi wawasan tersendiri untuk peserta BYF2016 (non komunitas). Karena pengalaman-pengalaman peserta Komunitas yang dipaparkan oleh setiap komunitas adalah pengalaman nyata yang terjadi di setiap daerah yang belum tentu terjadi di daerah lainnya. 

 Sharing komunitas yang di gelar di pendopo Pondok Tingal


 Jatmiko Wicaksono perwakilan BHHC sedang memaparkan profil dan kegiatan BHHC 


Jatmiko Wicaksono perwakilan BHHC sedang menjawab pertanyaan peserta


Erwin Djunaedi, Jatmiko W (BHHC), Abel (Kampung Salatiga)


 Erwin Djunaedi, Saiful Iskandar (Sahabat Museum Banten), JENANK, Arya (RCC), Lengkong Sanggar (Kopikola)


Erwin Djunaedi, Supangat (Museum 13), 


Erwin Djunaedi, Rosalia (Madya), Andika (Wonosobo Heritage), Edwin Daru (BKMS)


Erwin Djunaedi, Putu Anggita (Ikatan Duta Museum YK), Andre (Tjimahi Heritage)

Peserta kegiatan pada hari ke-2 diajak untuk merancang poster-poster atau media propaganda pelestarian Candi Borobudur yang nantinya digunakan oleh peserta kegiatan untuk mengkampanyekan langsung kepada pengunjung Candi Borobudur. Kegiatan ini secara tidak langsung mengajak peserta untuk berfikir bagaimana mengkomunikasikan bentuk bentuk pesestarian dan teks yang di gunakan. Sepuluh media propaganda mengenai pelestarian akhirnya bisa diselesaikan oeleh sepuluh kelompok yang di bentuk.



Pengarahan peserta oleh mbak Samantha


 Pembuatan materi propaganda 


Kelompok 9 dan mbak Samantha (@malamuseum)


Sesuai agenda yang telah di susun sebelumnya, peserta gegiatan juga menyusun sebuah deklarasi yang berjumlah tujuh poin ungkapan hati Pemuda Pelestari Cagar Budaya Indonesia atau Sapta Sidhikara. Yang kemudia di deklarasikan di pelataran Candi borobudur tepat jam 12 siang di depan pewarta Nasional dan Lokal. Deklarasi Sapta Sidhikara kemudian diikuti dengan aksi kampanye pelestarian Bangunan Cagar Budaya candi Borobudur dan bersih-bersih candi Borobudur yang di arahkan oleh Koordinator Pokja Pelayanan Masyarakat, Balai Konservasi Borobudur Ibu Isni Wahyuningsih di titik yang sudah di siapkan oleh pihak BKB. 


 Deklarasi Sapta Sidhikara oleh Pemuda Pelestari Cagar Budaya Indonesia
(Foto oleh metrojateng.com)

 Kampanye pelestarian kepada pengunjung Candi Borobudur

Bersih-bersih candi Borobudur


Di hari yang sama peserta juga secara bergilir mengunjungi Museum Konservasi Borobudur dan penonton filem konservasi Borobudur di studio mini.



Peserta berada di Museum konservasi Borobudur

Peserta berada di dalam Museum konservasi Borobudur

Peserta berfoto bersama di sela-sela kegiatan

Kegiatan ini juga masih berlangsung hingga 1 November 2016 namun penulis harus meninggalkan acara lebih awal karena adanya kegiatan lain di luar gegiatan ini. Saya atas nama Banjoemas History Heritage Community mengucapkan banyak terimakasih kepada penyelenggara Night at the Museum, Balai Konservasi Borobudur, Hotel Senthong Asri, Pondok Tingal dan para donatur untuk keberangkatan penulis.