Minggu, 08 Maret 2015

Suikerfabriek Kaliredjo


Pabrik Gula Kaliredjo  masih dibawah N. V. Cultuur - Maatschappij der Vorstenlanden Semarang. Pabrik gula Kaliredjo (Kalirejo) yang di bangun dibangun oleh O. L. J. E. Lohmann adalah pabrik gula paling terakhir di wilayah karsidenan Banyumas. Dilihat dari peta Belanda tahun 1906 yang belum merilis peta wilayah bagian barat Soempioeh (Sumpyuh) namun pada peta tahun 1920 kumpulan garis merah yang mempresentasikan bangunan permanen pada peta sudah diterbitkan. Menurut data mengenai laporan keuangan catatan tertua mengenai pabrik gula ini adalah tahun 1910.

banjoemas.com
Peta Sumpiuh (kit.nl)

Pabrik ini seakan dibangun berbeda dengan pabrik gula lainnya yang terlebih dahulu dibangun di Banyumas, karena dari segi tata ruang dan tehnologi yang lebih modern. Bangunan pabrik dan perumahan karyawan yang tertata rapi. Gedung bangunan pabrik sudah menggunakan rangka baja. Bahkan cerobong asap yang merupakan elemen penting pebuangan sisa pembakaranpun sudah tidak menggunakan cerobong gemuk (bata) tapi sudah menggunakan cerobong baja cor yang lebih ramping.

banjoemas heritage
Pembuatan jalur rel Sf. Kaliredjo - Sta. Sumpiuh tahun 1912

banjoemas heritage
Persiapan pondasi untuk bangunan pabrik tahun 1912

banjoemas heritage
Pekerja Pribumi mempersiapkan pondasi tahun 1912

banjoemas heritage
Tiang rangka baja sedang di persiapkan tahun 1912

banjoemas heritage
Pembangunan pabrik tahun 1912

banjoemas heritage
Pembangunan pabrik dengan alat sederhana  tahun 1912

banjoemas heritage
Peralatan pabrik baru saja di turunkan dari kereta tahun 1912

banjoemas heritage
Jalur rel SS yang berada di kompleks Pabrik tahun 1912

banjoemas heritage
Pemasangan rangka baja untuk pabrik tahun 1912

banjoemas heritage
Merangkai Crane untuk bongkar muat tebu tahun 1912

banjoemas heritage
Bagian lain dari pabrik tahun 1912

Pembangunannya pabrik ini menggunakan Pelabuhan Cilacap untuk mendatangkan peralatan giling dan peralatan lainnya dari Batavia maupun dari Eropa. Dari Pelabuhan Cilacap peralatan dan bahan lainnya diangkut menggunakan kereta milik SS ke setasiun Sumpiuh yang dibangun 15 tahun sebelumnya. Konon jalur rel yang menghubungkan pabrik dan stasiun lebih dahulu di bangun dari pada pabriknya sendiri. Ini bisa di benarkan karena di lihat dari dokumentasi foto bahan2 yang di gunakan dalam pembangunan sangat tergantung dari pasokan pabrik di luar daerah.

banjoemas heritage
Bagian lain dalam pabrik gula tahun 1912

banjoemas heritage
Instalasi mesin pabrik tahun 1910

banjoemas heritage
Seorang anak bermain di antara lori tahun 1911

banjoemas heritage
Instalasi mesin di dalam pabrik tahun 1911

banjoemas heritage
Pemasangan peralatan pabrik tahun 1910

Rel lori yang merupakan sarana transportasi olahan pabrik juga terlihat sangat tertata rapi. Posisi pabrik dan rel lori yang berada lebih rendah dari rel SS menyebabkan dibuatkanya terowongan di bawah rel SS untuk menjangkau perkebunan tebu di daerah selatan rel SS.

Residen Banyumas membuat berdasarkan ayat 1, Lampiran No 2. 5132 mengumumkan bahwa mereka telah menerima permintaan dari Mr J. A. Pietermaat, Administrator gula kalibagor, izin untuk membawanya berlaku dan mengemudi sebuah perusahaan gula, sebagaimana dimaksud dalam Pasal I Nomor 1889. 263, di Soempioeh desa, Kaliredjo kabupaten, Banyumas departemen dengan penanaman chen bruto tahunan tahun 2000 bangunan. Banyumas, 24 Januari 1907. Residen Banyumas, L. N. Dari Meeverden.

Archief voor de Java-suikerindustrie : orgaan van het Algemeen syndicaat van suikerfabrikanten op Java, Volume 15, Number 3, 1 December 1907 

Perusahaan pabrik ini berbentuk perusahaan terbatas (naamlooze vennootschappen) dimana merupakan saham gabungan. Administratur pabrik Gula ini adalah O. L. J. E. Lohmann (1915) dia pada tahun 1906 menuliskan sebuah buku berjudul "sugar industry sugar cane agricultural engineering quality control Java Indonesia.

Pada tanggal 23 Juli 1926 Kantor Residen di Banyumas mendapat petisi yang di sahkan di Semarang pada tanggal 20 Juli 1920 oleh A. Fernhout en Mr. H. A. A. C. Reyners tentang perluasan wilayah perkebunan tebu di daerah Tjindaga (Cindaga) distrik Adiredja Afdeling Tjilatjap (Kabupaten Cilacap). Perluasan ini diharapkan agar produksi Tebu dan Gula pabrik gula Kaliredjo (Kalirejo) mencapai maksimalnya. Perluasan yang diminta sebanyak 2000 bouws (bau). Tanah yang diminta berada di timur kali Serjoe (Serayu) selatan pegunungan Djampang (Jampang) utara rel SS Kroja (Kroya) - Maos, dan wilayah timur dengan areal perkebunan yang sudah ada sebelumnya. Perluasan ini akan dilakukan dengan menyewa tanah dari penduduk hingga tercapai angka 2000 bouws (bau).

Javasche Courant, 30 Juli 1926 No 60

Aplikasi untuk penambahan areal perkebunan tebu Sf. Kaliredjo

Gubernur Jawa Tengah pada 28 Agustus 1929 telah menerima petisi, Semarang tanggal 26 Agustus 1929, dari A. Fernhout dan Mr. H. A. A. C. Reyners, agen Semarang dari  Amsterdam mendirikan perusahaan saham gabungan "Masyarakat Budaya Kepangeranan", saat ini perwakilan perusahaan tanpa nama di KUALITAS yang didelegasikan di Hindia Belanda juga ke Amsterdam berbasis saham gabungan perusahaan gula Kaliredjo, pemilik perusahaan gula "Kaliredjo", yang terletak di Selatan dan Utara tinggal Banyumas, yang berisi permintaan untuk otorisasi untuk memperluas daerah untuk budidaya tebu untuk gula disebut perusahaan dengan 3035 bouws, yang 1.388 bouws terletak di distrik Banyumas off deeling utara Banjoemas bouws dan 1647 di distrik Kroya departemen Selatan Banyumas.

Keberatan Gubernur di Semarang diutarakan sebelum 15 November 1929.

Java Courant, 3 September 1929, No. 71

banjoemas heritage
Foto perumahan pegawai dengan latar belakang pabrik tahun 1911

banjoemas heritage
Foto perumahan pegawai dengan latar belakang pabrik tahun 1912

banjoemas heritage
Jalan raya Sumpiuh - Buntu dengan rangkaian rel lorie

banjoemas heritage
Pegawai pabrik gula berpose di lapangan tenis tahun 1911

banjoemas heritage
Pegawai Belanda dan pegawai Pribumi tahun 1912

banjoemas heritage
Mesin-mesin dengan teknologi paling baru di Pabrik gula Kaliredjo tahun 1912

banjoemas heritage
Mesin pembangkit untuk pabrik gula tahun 1912

banjoemas heritage
Crane melakukan pekerjaannya membongkar muatan tebu tahun 1912

banjoemas heritage
Mesin mengeluarkan ampas tebu tahun 1912

banjoemas heritage
Pegawai pabrik gula berpose didalam pabrik tahun 1912

banjoemas heritage
Acara pembukaan pabrik gula Kaliredjo

banjoemas heritage
Pembukaan pebrik gula Kaliredjo tahun 1912

banjoemas heritage
Pesta pembukaan pabrik Gula Kaliredjo tahun 1912

banjoemas heritage
Acara pembukaan pabrik gula Kaliredjo tahun 1912

banjoemas heritage
Pabrik di lihat dari udara tahun 1930

banjoemas heritage
Perumahan pegawai pabrik gula tahun 1930

banjoemas heritage
Jalur kereta SS dan lorie

Pemberhentian Produksi

Pada tahun 1934 dimana masa krisis dunia sedang berlangsung, beberapa Pabrik Gula tidak bisa lagi untuk terus berproduksi, dikarenakan sulitnya menjual komoditas di Eropa dan beberapa negara pengekspor Gula. Keputusan ini dilakukan bersamaan dengan laporan tahunan tahun 1934. Likuidasi dilakukan bersam dengan 21 Pabrik yang lain di Jawa, dan khususnya di Banyumas bersama dengan Sf. Klampok dan Sf. Bodjong.

Verslag van het Algemeen syndicaat van suikerfabrikanten in Nederlandsch-Indiƫ, Number 1, 1 January 1933
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License

Sumber lain.
Archief voor de Java-suikerindustrie : orgaan van het Algemeen syndicaat van suikerfabrikanten op Java, Volume 15, Number 3, 1 December 1907 

Javasche Courant, 30 Juli 1926 No 60 
Java Courant, 3 September 1929, No. 71
Verslag van het Algemeen syndicaat van suikerfabrikanten in Nederlandsch-Indiƫ, Number 1, 1 January 1933