Senin, 22 Juli 2013

Pabrik Gula Kalibagor Sekarang


Masa keemasan Gula dari Jawa memang sudah berahir 80 an tahun yang lalu, ketika krisis ekonomi dunia melanda akibat perang dunia pertama (WW I), dimana Gula dari Jawa tidak bisa di distribusikan ke Eropa dan akhirnya Sindikat pabrik gula yang berpusat di Surabaya menutup ratusan pabrik gula di Jawa. 

Sama dengan yang terjadi di Banyumas, 5 dari 6 pabrik gula di Banyumas di tutup kecuali pabrik gula Kalibagor. Aset pabrik gula Bodjong (Bojong), Klampok dan Poerwokerto (Purwokerto) di merjer ke pabrik gula Kalibagor. Pada masa penjajahan Jepang pabrik gula Kalibagor sempat ditutup karena Jepang tidak membutuhkan gula untuk menyokong perang Pasifik.

Belum bisa di pastikan kapan pabrik gula ini beroprasi lagi setelah kemerdekaan namun yang pasti pabrik di kelola oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX yang tutup secara resmi pada tahun 1997 karena perekonomian Indonesia yang memburuk, dan di perparah lagi pada aksi penjarahan pada tahun 1998. Sehingga beberapa mesin, lokomotif dan lori diangkut ke pabrik gula yang lain.

Sepuluh tahun lebih dari penutupan pabrik, dan sekarang kepemilikan telah berpindah tangan ke tangan swasta. Dan bangunan seakan dibiarkan terlantar tak berpenghuni dan tak terawat. Berbekal foto, peta dan arsip lama maka kami team BHHC mengadakan penelusuran bangunan pabrik Gula Kalibagor dan perumahannya.

Penelusuran tahun 2003 
oleh Dr Ir Krisprantono dari UNIKA SOEGIJAPRANATA


banjoemas heritage
Rumah CA atau bagian pembibitan hingga pemanenan

banjoemas heritage
Bagian dari rumah diselatan pabrik yang rusak parah

banjoemas heritage
Bekas bangunan kantor pabrik gula

banjoemas heritage
Foto sisi utara pabrik

banjoemas heritage
Rumah di dalam kompleks perumahan yang tidak terawat lagi

banjoemas heritage
Bagian barat daya yang terlihat dari jalan raya

banjoemas heritage
Bagian depan pabrik gula Kalibagor

Penelusuran 27 Juni 2010
oleh Jatmiko W, Ronie, Fitri, Denny, HS dan Sigit

banjoemas heritage
Bangunan pabrik dari areal persawahan

banjoemas heritage
Bagian depan pabrik dari dekat

banjoemas heritage
Bagian dalam pabrik yang tersisa

banjoemas heritage
Bagian dalam pabrik dengan atap yang tersisa

banjoemas heritage
Bagian utara pabrik

banjoemas heritage
Perumahan kepala pegawai CA

banjoemas heritage
Perumahan di depan pabrik gula

banjoemas heritage
Perumahan yang masih terawad di dalam kompleks

banjoemas heritage
Bangunan bekas kantor

banjoemas heritage
Bangunan yang tahun 2003 diatas masih kelihatan dan sekarang sudah tertutup semak

banjoemas heritage
Bangunan yang dijadikan rumah penjaga bekas pabrik

banjoemas heritage
Bagian utara pabrik dilihat dari belakang

banjoemas heritage
Bangunan depan pabrik dilihat dari jalan raya


Penelusuran 27 Juni 2013 
Team Jelajah Limited Pabrik Gula Kalibagor

banjoemas heritage

banjoemas heritage
dadasdasd

banjoemas heritage
Rumah CA sekarang sudah juga hampir tertutup semak

banjoemas heritage
Menurut saya (penulis) ini adalah bangunan yang asli dibangun dari awal

banjoemas heritage
Pabrik dilihat dari selatan

banjoemas heritage
Pabrik dilihat dari belakang bangunan bekas kantor

banjoemas heritage
Bagian utara pabrik dilihat dari belakang, sekarang penuh dengan lubang galian pencari besi tua

Pada 13 Mei 2012 dan 27 Juni 2013 juga menelusuri kerkhof yang berada di belakang pabrik, namun foto2 tidak saya tampilkan tapi akan di tampilkan pada artikel sendiri.

Terimakasih pada:
Dr Ir Krisprantono
Denny Suwandi 
Ike Mayasari
Team Fotografi PG Kalibagor  I
Team Jelajah Limited PG Kalibagor
Warga lingkungan pabrik
Penjaga pabrik

Jumat, 12 Juli 2013

Tabaksonderneming Patikradja


Perkebunan tembakau ini diawali pada tahun 1902-1905an dengan mendirikan perkebunan di daerah Patikradja (Patikraja). Kemudian perkebunan tembakau ini dilengkapi dengan gudang pengeringan. Pemilik perkebunan  Nicolas Korndörffer membangun rumahnya di kompleks perkebunan dan gudangnya.  Perkebunan ini juga dekat dengan halte Patikraja.


N. Korndörffer (Nicolas Korndörffer) lahir di Rotterdam 8 Juli 1870  dan meninggal di  's-Gravenhage (Den Haag) pada 25 November 1935. Dia adalah anak nomer 4 dari 9 bersaudara dari Johan Frederik Willem Korndörffer (1832 - 1896) seorang pedagang tembakau di Rotterdam. Dia adalah kakak dari Luitenant Kolonel di KNIL Johan Jacob Korndörffer.

Perkebunan ini memiliki 23 aset di wilayah Karsidenan Banyumas, 7 bidang tanah di Patikraja, di Sumampir Selatan (4), di Notog (1), Kedungwuluh (1), Pegalongan (2), Sidaboa (2), Kalibakal (2), Kaliori (1), Karangwangkal (1), Pasir Wetan (1), Madirancan (1), Kalisuren (1), Purworejo-Klampok (6), dan Kemangkon (1) diataranya adalah 4 bangunan permanen dan semi permanen.

banjoemas heritage
Nicolas Korndoffer

banjoemas heritage
Peta Patikraja tahun 1920 dan 1944 (Lingkaran Kuning)

banjoemas heritage
Nicolas Korndoffer berada si salah satu rumah nya

banjoemas heritage
Salah satu pegawai sedang berada di salah satu rumah milik Nicolas Korndoffer

banjoemas heritage
Kantor dan bangunan gudang pengeringan tembakau terlihat dari depan

banjoemas heritage
Nicolas Korndoffer berada tengah kebun tembakau dengan beberapa pegawainya

banjoemas heritage
Lahan perkebunan tembakau milik Nicolas Korndoffer

banjoemas heritage
Para pegawai pribumi di depan bangunan gudang pengeringan tembakau

banjoemas heritage
Pegawai perkebunan berpose bersama

Di wilayah karsidenan Banyumas  perkebunan tembakau terdapat ditiga tempat yaitu perkebunan di Purbalingga, Sokaraja dan Purwokerto (Patikraja).


http://www.korndorffer.nl
http://www.maritiemdigitaal.nl 
http://www.kitlv.nl
HET NIEUWS VAN DENDAG VOOR NEDERLANDSCH-INDIË,
1 April 1907, 22 Oktober 1910, 20 Agustus 1927, 10 September 1927,
17 September 1927 & 24 September 1927

Rabu, 03 Juli 2013

Kerkhof Kota Banyumas


Setelah berdirinya kota Banyumas sebagai pusat kota Karsidenan Banjoemas, ratusan orang Belanda datang ke Banyumas sebagai pegawai pemerintahan, pegawai swasta dan militer. Mereka tinggal dan menetap di kota Banyumas semenjak 1830 hingga 1942, dan terpotong pada masa kekuasaan Jepang dan kemerdekaan kemudian menyambung lagi pada masa Bersiap atau masa Agresi Militer I dan II dari tahun 1946 - 1948.

Seperti halnya kota yang lain yang di bangun oleh Belanda, juga terdapat fasilitas kerkhof yang di khususkan untuk orang Belanda. Kerkhof atau kuburan ini selalu berbeda dan dipisahkan dari Kuburan Jawa (Pesarean), Tionghoa (Bong) dan Belanda/Eropa (Kerkhof). Kerkhof Banjoemas berada di bukit sebelah selatan kota Banyumas bernama Kebokoening (Kebokuning).

Selama masa kolonial bukit ini di penuh dengan nisan-nisan Belanda dari kaki Bukit hingga puncak Bukit. Pada masa Bersiap atau Agresi Militer I dan II Kerkhof ini kembali ramai digunakan oleh militer Belanda sebagai tempat mengubur tentara KNIL yang mati dalam perang.

Berikut dokumentasi Militer Belanda pada masa Agresi Militer

banjoemas heritage
Bukit Kebokuning

banjoemas heritage
02

banjoemas heritage
03

banjoemas heritage
04

banjoemas heritage
05

banjoemas heritage
06

banjoemas heritage
07

banjoemas heritage
08

banjoemas heritage
09

banjoemas heritage
10

banjoemas heritage
11

banjoemas heritage
12

banjoemas heritage
13

banjoemas heritage
14

banjoemas heritage
15

banjoemas heritage
16

banjoemas heritage
17

banjoemas heritage
18

banjoemas heritage
19

banjoemas heritage
20

banjoemas heritage
21

banjoemas heritage
22

banjoemas heritage
23

banjoemas heritage
24

banjoemas heritage
25


Sekarang kompleks Kerkof Banyumas sudah berubah lahan menjadi Sekolah Menengah Pertama.

Kuburan Belanda di kota lain
- Kerkof Purwokerto
- Kerkof Klampok
- Kerkof Kalibagor
- Kerkof Cilacap