Raden Bei Aria Wirjaatmadja  sebagai seorang patih di Kabupaten Purwokerto, suatu saat tercengang  mendengar seorang Guru di wilayahnya yang ingin mengadakan sebuah pesta  besar dengan cara berhutang kepada seorang rentenir Tionghoa dengan  bunga yang sangat tinggi. 
Sehingga Raden Bei Aria Wirajaatmadja sebagai seorang priyayi dan juga pengurus kas masjid berpikir untuk membuat sebuah lembaga bagi pegawai Pangreh Pradja agar tidak terjerat oleh hutang dengan bunga yang tinggi. Maka didirikanlah De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden  pada 1894 yang dikelola dan di peruntukan untuk kalangan priyayi untuk  mendapatkan Pinjaman, maka oleh masyarakat di juluki sebagai "Bank  Priyayi".
Asisten Residen Banyumas yang pada waktu itu dijabat oleh E. Sieburgh, membantunya menjadikannya sebuah lembaga yang resmi dan berganti nama menjadi Hulp - en Spaarbank der Inlandsche Bestuur Ambtenaren  (Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pegawai Pangreh Praja Berkebangsaan  Pribumi) pada 16 Desember 1895. Tanggal inilah yang dijadikan tanggal  berdirinya Bank Rakyat Indonesia. 
Namun pengganti E. Sieburgh yaitu W.P.D. De Wolf van Westerrode (Asisten Residen Poerwokerto) yang pernah mengelola sebuah bank di Jerman pada tahun 1897 bank ini di tata ulang dan berganti nama menjadi Poerwokertosch Hulp Spaar en Landbouw Kredietbank (Bank Bantuan Simpanan dan Kredit Usaha Tani Purwokerto). Ini berarti bahwa De Wolf melakukan perluasan kebijakan penyaluran kredit yang tidak hanya kepada para priyayi saja, namun pegawai kabupaten (afdeling) juga memperoleh kesempatan untuk mendapatkan kredit dengan catatan lolos dalam memenuhi persyaratan. Dan pada perkembangannya Poerwokertosch Hulp Spaar en Landbouw Kredietbank lebih dikenal dengan Volksbank atau Bank Rakyat. Ini berarti bahwa usaha "merakyatkan" banknya telah membuahkan hasil.
Keberhasilan  ini memberi pengaruh terhadap daerah lain yang mempunyai asisten  residen untuk mendirikan bank serupa. Pendirian bank-bank di setiap  daerah juga diikuti dengan pembentukan lumbung-lumbung desa yang kelah  berubah menjadi Badan kredit Desa (BKD) dan KUD. Kemudian selanjutnya di  jadikan bank sentral untuk lembaga perkreditan di pedesaan. Pemerintah Hindia Belanda  kemudian mendirikan kas sentral lewat Keputusan Raja Belanda No.118  tertanggal 10 Juli 1912, yang tertuang dalam Staatblad 1912 No. 392,  dengan nama lembaga Centraale Kas Voor het Volkskredietweswen.
Pendirian Kas Sentral inilah yang justru membuat bank-bank rakyat kurang berkembang. Kemudian parlemen (Volksraad) memutuskan untuk dibentuknya Algemene Volkskredietbank (AVB). AVB didirikan untuk melakukan penggabungan antar bank rakyat (Volksbank lokal) guna menghindari kesulitan finansial akibat kebangkrutan.
Pada tahun 1942 jepang datang dan berkuasa hingga 1945, Algemene Volkskredietbank ditutup dan selanjutnya diubah menjadi Syomin Ginko, pembukaan kembali Syomin Ginko yang bekas AVB itu dilakukan lewat Gunseikan  (penguasa tertinggi pemerintahan militer Jepang). Dan cabang-cabangnya  hanya dibuka pada daerah yang ditempati oleh bala tentara Jepang saja.  Lembaga keuangan tersebut kemudian juga dimanfaatkan pemerintah militer  Jepang untuk mendukung biaya perang.
Setelah Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Syomin Ginko  pun berubah menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Secara de facto BRI  dikuasai oleh pegawai Indonesia. Direksi pertama BRI adalah M. Harsoadi  (presiden direktur), M. Soegijono Tjokrowirono (direktur), dan M. Soemantri (direktur merangkap sekretaris). Pada awalnya, BRI berkantor di Gedung Escompto (bekas kantor Bank Escompto pada masa penjajahan Belanda dan kantor Syomin Ginko  pada masa Jepang) yang terletak di Jakarta Kota. Pengukuhan ini terjadi  pada 22 Februari 1946 melalui peraturan pemerintah (PP). Dalam pasal 2  PP tersebut dinyatakan bahwa wilayah kerja BRI adalah di seluruh  Indonesia. Dengan dikeluarkannya PP ini, baik secara de facto maupun de  jure, BRI menjadi bank pemerintah pertama sebagai kelengkapan negara  Republik Indonesia.
Presiden pertam Indonesiapun memprakarsai penggabungan BRI dengan Bank Tani Negara dan Nederlandsche Handels Maatschappij (NHM) yaitu perusahaan Belanda yang telah dinasionalisasi pada 1960 menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan  (BKTN). BKTN adalah penyokong revolusi agraria yang dicetuskan pada 24  September 1960 yang bertugas membantu usaha-usaha koperasi, pada  umumnya, serta kaum tani dan nelayan pada khususnya.
Dalam  pidatonya dalam bidang ekonomi pada 28 Maret 1963, yang menegaskan  strategi dasar dan kebijakan jangka pendek yang akan ditempuh pemerintah  di bidang perekonomian. Untuk mencapai tujuan itu, BKTN memberikan  fasilitas pinjaman kredit kepada nelayan dan petani untuk memperbaiki  taraf hidup mereka disertai dengan pendidikan, bimbingan, dan  pengawasan.
Masa Orde Baru, Presiden Soeharto  waktu itu mencanangkan program rehabilitasi, stabilisasi, dan program  pembangunan. Untuk menyukseskan program itu, BRI dilibatkan secara aktif  dengan UU No. 21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia. Pada  pasal 7 UU itu, ditegaskan bahwa BRI diarahkan kepada perbaikan ekonomi  rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan jalan melakukan usaha  bank umum dengan mengutamakan pemberian kredit sektor koperasi, tani,  dan nelayan. BRI juga mesti membantu petani dan nelayan dalam  mengembangkan usahanya; membantu koperasi dalam menjalankan kegiatan  bidang kerajinan, perindustrian rakyat, perusahaan rakyat dan  perdagangan rakyat.
Keterlibatan  BRI dalam bisnis pedesaan di awal Pelita pertama 1969 tampak setelah  ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan kredit program bimbingan  massal(bimas). Program bimas, yang terutama ditujukan untuk menggenjot  swasembada beras, mengalami beberapa kali penyempurnaan. Bentuk  penyempurnaan program bimas itu, antara lain yang cukup berhasil adalah  dengan pembentukan BRI Unit Desa. Sampai sekarang, lembaga ini masih ada  dan menjadi sahabat para petani, nelayan, dan koperasi unit desa (KUD)  dalam urusan kredit.
BRI_Annual Report_2009 (pdf)
 
 
 
 
 
13 komentar:
Mantab! ada orang hebat di Banyumas
cuma ingat kata-kata "hulp en spaarbank", hafalan jaman belajar IPS di SD dulu.
Maaf out of topic, foto udara Kademangan Merden dan sekitarnya ( wilayah Kadipaten Bandjarnegara ) sekarang sudah terlihat sangat jelas dan detail di wikimapia.org. Bulan lalu saya melihatnya belum sejelas ini. Silakan meluncur ...
Pengumpul Buku, Kademangan Merden segera meluncur kesana. Kebetulan sedang membuat project rekonstruksi rel lori di Purbalingga, sudah sekitar 2 minggu Daerah Purbalingga termasuk Klampok (layer berbeda)secara berurutan sudah terlihat jelas.
Terimakasih infonya.
Salam semuanya...
Maaf, apa benar bank di Indonesia pertama kali didirikan di Kota Purwokerto?
Tolong di jawab gan....! :D
Salam Willi Icon, diatas tidak ada kalimat yang menyebutkan kalau Bank pertama di Indonesia didirikan di Purwokerto, namun hanya mengawalinya saja sebagai Bank yang di prakarsai oleh dan untuk Pribumi pada masa Hindia Belanda (belum ada Indonesia). Sebelum jauh pada tahun 1828 De Javasche Bank (DJB) lebih dulu mengawalinya namun pemrakarsa dan peruntukannya bukan untuk Pribumi. Begitu Gan !
benar-benar sejarah yang panjang buat BRI, kalau dilihat dari bacaan diatas terbentuk secara untuhnya BRI setelah kemerdekaan.Mantap, Tambah wawasan lagi untuk semua. Trima kasih
kenapa gak bisa dblok nih artikel gan?
Kredit Tanpa Agunan; terimakasih kunjungannya
Anonymous; Ini salah satu bentuk proteksi terhadap tulisan kami, agar tidak di muat di blog yang lain silahkan baca http://www.banjoemas.com/2011/01/kebijakan-copy-paste.html
terimakasih.
Untuk laporan yang digunakan adalah sumber tulisan bukan copy paste artikel.
Mohon pencerahan tentang status kepemilikan Bank Kredit Desa (BKD), apakah Badan Usaha Milik Desa atau milik BRI atau milik lembaga/kementerian lain atau milik swasta ? Trim's
De Javasche Bank sekarang adalah Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral, mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Mata Uang, Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden, adalah Bank umum pertama di wilayah poerwokerto saja, pada waktu itu.
thankyou mas, kebetulan lagi cari referensi untuk materi ini
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda !
Jangan lupa tinggalkan Nama dan alamat emailnya