Jumat, 04 November 2011

Orang Banyumas yang di Kontrak ke Suriname

" Lelakone wong songko nJowo
Nang Suriname dikontrak Londo
Tekan seprene lagi temonjo "
Sebuah tembang yang sangat populer di tembangkan oleh warga Suriname keturunan Jawa. Tahun ini genap 121 tahun dimana orang Jawa di kapalkan pertama kali ke Suriname. Sebuah Negara di Amerika Latin, Suriname yang merupakan negara Jajahan kerajaan Belanda.

Masa itu sungguh kelam, dimana orang pergi dari rumah dan tidak pernah kembali. Kolonial Hindia Belanda telah membawa dengan paksa, bahkan tanpa sepengetahuan dari keluarganya. Apalagi masyarakat dari wilayah Banyumas yang kehilangan anggota keluarganya tidak mengira bahwa keluarganya telah di bawa ke Suriname. Hanya di angap hilang dan tidak pernah kembali lagi hingga sudah sekitar 5 - 6 generasi berlalu tidak ada catatan dan ingatan lagi tentang leluhurnya yang hilang. Dan catatan ini telah membuat kami tersentak bahwa ternyata tidak sedikit orang Banyumas yang telah dikirim ke Suriname dan tak kembali.

Bukan hanya orang Jawa yang di kirim ke Suriname tapi ada juga orang Madura, Sunda dan Batak. Mereka di pekerjakan di perkebunan tebu dan perkebunan penghasil kayu. Hampir 33.000 orang di kirim kesana pada periode periode 1890-1939. Kedatangan orang Jawa pertama kali pada 8 Agustus 1890. Hanya 20%-25% saja yang kembali ke Hindia Belanda (Indonesia) sebelum perang dunia II meletus. Setelah kemerdekaan Indonesia diketahui orang Jawa disana, hanya orang yang berpunya saja yang yang kembali ke Indonesia. Dan pada tahun 1975 Suriname baru merdeka dari Belanda, dan sebagai warga pendatang orang Jawa di Suriname boleh memilih diantara dua pilihan tetap tinggal di Surname atau tinggal di Belanda. Sebagian memilih pindah ke Belanda dan sebagian tetap menetap di Suriname sampai sekarang.

Tercatat dalam dokumen di Nationaal Archief yang di dapat dari berbagai sumber diantaranya adalah; Departemen Imigrasi, Centraal Bureau Bevolkingsregistratie (Pusat Biro Registrasi Penduduk), Agent-General, Komisaris Distrik, Gubernur, Mahkamah Pengadilan di Suriname. Juga dari sumber keberangkatan Seperti Calcutta, Batavia, Hong Kong dan lainnya, Sedangkan dari Arsip Nasional Belanda bersumber dari; Sensus 1921 Suriname, Arsip Departemen Koloni 1850-1900 - Arsip Departemen Koloni dari 1900, Arsip Perusahaan Perdagangan Belanda (NHM) 1824-1964, Arsip Gubernur Suriname, Divisi Kabinet Rahasia, 1885-1951, Peta dan gambar, Arsip kedutaan Inggris 1813-1937, Arsip dari Suriname, Sensus 1921 inventaris 2.10.19.01. Arsip imigrasi juga terdapat di arsip Katolik Roma Keuskupan Suriname dan dalam arsip dari Gereja Moravia.

Dari dokumen yang di temukan terdapat 23.373 Orang dari Hindia Belanda yang di kirim ke Suriname yang terdiri dari Laki-laki (14629), Perempuan (8725) dan Tidak diketahui (19). Namun ini sejumlah itu secara keseluruhan hanya terdapat 1540-an orang yang berasal dari Karsidenan Banyumas. Diantaranya adalah
  1. Banjoemas (172)
  2. Kroja (353)
  3. Poerbolinggo (231)
  4. Poerwaredja (115)
  5. Poerwokerto (82)
  6. Probolinggo (155)
  7. Soekaradja (78)
  8. Soempioeh (138)
  9. Tjilatjap (216)
Pekerja-pekerja tersebut terbagi di 99 perusahaan dan di angkut dari Jawa dengan kapal sebanyak 91 Kapal.

Perusahaan Belanda Di Suriname (99 Perusahaan)
  1. Accaribo (124)
  2. Alliance (866)
  3. Alliance (Cottica) (790)
  4. Beekhuizen (85)
  5. Belwaarde (160)
  6. Berlijn (125)
  7. Berlijn (Ben Comm) (60)
  8. Berlijn (Ben.Cottica) (67)
  9. Boxel (Bov.Para) (58)
  10. Broederschap (80)
  11. Broederschap (Saramacca). (106)
  12. Brouwerslust (96)
  13. Caledonia (Saramacca) (71)
  14. Catharina Sophia (142)
  15. Clarenbeek (Cottica) (66)
  16. Clevia (60)
  17. Concordia (Ben. Saramacca) (53)
  18. Constantia (179)
  19. Crappahoek (Nickerie.) (75)
  20. Dankbaarheid, de (101)
  21. Domburg (42)
  22. Dordrecht & Peperpot (150)
  23. Dordrecht (237)
  24. Dordrecht en Peperpot (107)
  25. Geertruidenberg (Ben. Commewijne) (56)
  26. Geyersvlijt (71)
  27. Geyersvlijt (Ben. Sur.) (208)
  28. Guineesche Vriendschap, de (244)
  29. Hazard (Nickerie) (81)
  30. Heerendijk en Nut en Schadelijk (45)
  31. Jagtlust. (668)
  32. Johanna Catharina (Ben Sar.) (52)
  33. Johannesburg (Ben Comm.) (244)
  34. Katwijk (Ben. Commewijne) (173)
  35. Killenstein (Ben. Comm.) (168)
  36. La Liberte (52)
  37. La Liberte (Ben. Sur.) (43)
  38. La Poule (57)
  39. La Ressource (56)
  40. Leliendaal (Ben.Comm.) (165)
  41. Lotland, 't (Nickerie) (101)
  42. Lust & Rust (Ben. Suriname) (45)
  43. Ma Retraite (Ben. Suriname) (199)
  44. Maasstroom (157)
  45. Margarethenburg (151)
  46. Marienbosch (188)
  47. Marienburg & Zoelen (4937)
  48. marienburg & Zoelen (ben Comm) (50)
  49. Marienburg &Zoelen (86)
  50. Marienburg (126)
  51. Marienburg en Zoelen ( Ben.Commewijne) (84)
  52. Meerzorg (134)
  53. Moengo (61)
  54. Mon Plaisir (47)
  55. Mon Souci (185)
  56. Mon Tresor ( Ben. Comm) (203)
  57. Monitor (38)
  58. Monsouci (Ben. Comm.) (46)
  59. Montresor (Ben.Comm.) (64)
  60. Morgenstond, de (147)
  61. Nieuw Clarenbeek, Cottica (59)
  62. Nieuw Grond (Ben.Commewijne) (176)
  63. Nieuw Meerzorg (113)
  64. Peperpot & Dordrecht (239)
  65. Peperpot (196)
  66. Peperpot en Dordrecht (171)
  67. Petersburg (Bov. Suriname) (130)
  68. Pieterszorg (Ben. Cottica) (68)
  69. pieterzorg (37)
  70. Ressource, La (78)
  71. Rust en Werk (1055)
  72. Schoonoord (69)
  73. Slootwijk (816)
  74. Sorgvliet (68)
  75. Sorgvliet (Ben Comm) (282)
  76. Sorgvliet (Ben Commewijne) (55)
  77. Sorgvliet, Leliendaal & Visserszorg (55)
  78. Sorgvliet, Leliendaal en Visserszorg (44)
  79. Sorgvliet, Visserszorg en Leliendaal (45)
  80. Spieringshoek (196)
  81. susannasdaal (Ben. Comm.) (58)
  82. Susannasdaal (Ben. Sur.) (175)
  83. Tout Lui Faut (146)
  84. Voorburg (522)
  85. Vrede, de (84)
  86. Vriendbeleid en Ouderzorg (139)
  87. Vriendsbeleid en ouderzorg (ben. Comm.) (87)
  88. Waterland (223)
  89. Waterloo & Hazard (994)
  90. Waterloo (222)
  91. Waterloo (v. Hazard) (44)
  92. Waterloo , Nursery en Hazard (37)
  93. waterloo en hazard (73)
  94. Waterloo en Hazard (736)
  95. Waterloo, Nursery en Hazard (251)
  96. Wederzorg (69)
  97. Wederzorg (Ben. Commewijne) (390)
  98. Zoelen ( Ben.Commewijne) (57)
  99. Zorg & Hoop (Ben.Commewijne) (57)
  100. Tidak Diketahui (137)
Nama Kapal Pengangkut (81 Kapal)
  1. Babian (1)
  2. Banda (1)
  3. Besoeki & Prins Willem II (1)
  4. Betar (1)
  5. Blitar (292)
  6. Bloemfontein (2)
  7. Djambi (321)
  8. Djember (431)
  9. Djemeer (1)
  10. Ganges (155)
  11. Hendrik (3)
  12. hendrik (4)
  13. Iawali (1)
  14. Jawali (1)
  15. Karimoen (190)
  16. Karimoen I (17)
  17. Koning Willem I & Prins Willem I (1)
  18. kota Gede (27)
  19. Kota Gede (314)
  20. Kota Gede (44)
  21. l van nasgau (1)
  22. Langknas (2)
  23. Lawak & Naejan (1)
  24. Lodewijk van Nasau (17)
  25. Lodewijk van Nassau (242)
  26. M.S Tabian (3)
  27. m.s. Kota Gede (2)
  28. M.S.Tawali (1)
  29. Madioen I (1)
  30. Madura & Prins Willem IV (1)
  31. ms Kota Gede (1)
  32. MS Tawali (1)
  33. Ms. Tabian (1)
  34. Nassau (1)
  35. Nickerie (2)
  36. niet teruggekeerd (1700)
  37. niet teruggekomen (390)
  38. Oranje Nassau (1)
  39. Pr Willem IV (7)
  40. Pr. den Nederlanden (2)
  41. Pr. Fr. Hendrik (74)
  42. Pr.Frederik Hendrik (117)
  43. Prins der nederlanden (24)
  44. Prins der Nederlanden (42)
  45. Prins Frederik (1)
  46. Prins Frederik Hendrik (369)
  47. Prins Hendrik (43)
  48. Prins Maurits (86)
  49. Prins Willem & Prins Frederik Hendrik (1)
  50. Prins Willem 111 (10)
  51. Prins Willem I (52)
  52. Prins Willem II (2)
  53. Prins Willem III (44)
  54. Prins Willem IV (209)
  55. Prins Willem V (1)
  56. Prins WillemIV (1)
  57. Pruismawido (1)
  58. s.s. SEM BILAN (1)
  59. s.s. Simaloer (16)
  60. S.S.Lodewijk van Najau (1)
  61. Sembilan (408)
  62. Simaloer (415)
  63. Simaloer I (21)
  64. Simaloer II (1)
  65. Sitoebondo (2)
  66. Solo & Prins Willem I (1)
  67. SS Laarwijk van Nassau (1)
  68. ss lodewijk van Nassau (2)
  69. SS Sembilan (1)
  70. SS Simaloer (13)
  71. SS. Ganges (1)
  72. ss.Djember (1)
  73. SS.Ganges (1)
  74. SS.Karisoen (2)
  75. Stuyvesant (1)
  76. stuyvesant (1)
  77. Sumatra & Prins Willem IV (1)
  78. Tabian (945)
  79. Tawali (238)
  80. tawali (54)
  81. Willem IV (2)
  82. Tidak Diketahui (15981)

Berikut beberapa orang yang di tampilkan dengan identitas lengkap;

Banjoemas History
Nama Ranawi | Nama Kecil Pamir | Kelamin Pria | Umur 23 tahun | Asal daerah Banyumas Kabupaten Poerbolinggo Desa / kota Bakoelan | Tanggal kematian 1928/03/12

Kota Keberangkatan Tanjung Priok | Tanggal keberangkatan 1925/07/27 | Kapal Samarinda | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan oleh SA Gula Estate Co Ltd Nickerie | Kode Kontrak AC1115 | Mulai Kontrak 1925/09/13 - 13/09/1930 | Perkebunan Waterloo dan Hazard

Banjoemas History




Nama Sanusi | Nama Kecil Sanusi | Kelamin Pria | Usia 20 tahun Agama Islam | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Babakan | Tanggal meninggal 1935/03/16

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 1927/06/06 kapal Kangean | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Th. J. Brewers | perkebunan Accaribo | Kontrak Kode AE107 | Kontrak tanggal mulai 1927/07/18 - 1932/07/18




Banjoemas History


Nama Mbok Sanmoerdi | Nama Kecil Kasijem | Kelamin Perempuan | Usia 23 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Babakan | Tanggal meninggal 4/6/1931

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 1927/06/06 kapal Kangean | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Shields, A, beheerder | perkebunan Accaribo Kontrak Kode AE382 | Kontrak tanggal mulai 1927/07/18 - 1932/07/18

Banjoemas History




Nama Mbok Ardjomenawi | Nama Kecil Mini | Kelamin Perempuan | Usia 19 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Karang | Tanggal meninggal 1935/03/16

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 1927/06/06 kapal Madiun IV | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Jeuken, F.W. | perkebunan Voorburg Kontrak | Kode AE1436 | Kontrak tanggal mulai 24-9-1927 - 24-9-1932

Banjoemas History



Nama Mbok Reben | Nama Kecil Reben | Kelamin Perempuan | Usia 20 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Bakoelan | Hidup dan berkeluarga disana

Kota keberangkatan Tanjung Priok | Tanggal keberangkatan 1925/07/27 | kapal Samarinda | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Koloniaal Gouvernement | Perkebunan Slootwijk Kontrak Kode AC696 | Kontrak tanggal mulai 1925/09/13 - 13/09/1930


Banjoemas History

Nama Asmawiredja | Nama Kecil Soepardi | Kelamin Pria | Usia 24 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Madjatengah |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 30-6-1928 | kapal Merauke II | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Genten Der Nederlandse Handelsmaatschappij | perkebunan Marienburg & Zoelen | Kontrak Kode AF1164 | Kontrak tanggal mulai 18-8-1928 - 18-8-1933




Banjoemas History


Nama Arsawitana | Nama Kecil Rasam n.a.k. | Kelamin Pria | Usia 28 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Kalimanah |

Kota keberangkatan Tandjong Priok | Tanggal keberangkatan 20-10-1924 | kapal Buitenzorg | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan N.V. The Nickerie Sugar Estate & Co. Ltd. | perkebunan Waterloo (v. Hazard) | Kontrak Kode AB1112 | Kontrak tanggal mulai 27-11-1924 - 27-11-1929




Banjoemas History

Nama Boebar | Nama Kecil Joesoeb | Kelamin Pria | Usia 22 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Rambilsawid | Tanggal meninggal 1935/03/16

Kota keberangkatan Samarang | Tanggal keberangkatan 10-9-1925 kapal Karimoen III | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan The Nickerie Sugar Estate co. Ltd.N. J. | perkebunan Waterloo en Hazard | Kontrak Kode AC1645 | Kontrak tanggal mulai 24-10-1925 - 24-10-1930

Banjoemas History




Nama Ridi | Nama Kecil Ridi | Kelamin Pria | Usia 23 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Wonodadi / Adipasir |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 7-5-1928 kapal Sembilan | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Samson E.G | perkebunan Broederschap (Saramacca) | Kontrak Kode AF17 | Kontrak tanggal mulai 21-6-1928 - 21-6-1933




Banjoemas History

Nama Mbok Kastadji | Nama Kecil Darijem | Kelamin Perempuan | Usia 18 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Poerwosari |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 22-8-1928 kapal Simaloer II | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan J.S. Swijt, beheerder pl. Spieringshoek | perkebunan Spieringshoek | Kontrak Kode AF1975 | Kontrak tanggal mulai 7-10-1928 - 7-10-1933




Banjoemas History

Nama Sarna | Nama Kecil Sarna | Kelamin Pria | Usia 18 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Mandoeraga |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 6-6-1927 kapal Kangean | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Th. J. Brouwers beheerder | perkebunan Accaribo Kontrak Kode AE105 | Kontrak tanggal mulai 18-7-1927 - 18-7-1932



Banjoemas History

Nama Walam | Nama Kecil Walam | Kelamin Pria | Usia 35 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Kaligondang |

Kota keberangkatan Tandjoeng Priok | Tanggal keberangkatan 5-5-1925 | kapal Blitar | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Lierop, E.H. van | perkebunan Accaribo | Kontrak Kode AC142 | Kontrak tanggal mulai 17-6-1925 - 17-6-1930







Banjoemas History

Nama Makoen/ Wirjomoenawie | Nama Kecil Makoen/Wirjomoenawie | Kelamin Pria | Usia 23 | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Wirakoen |

Kota keberangkatan Tandjoeng Priok | Tanggal keberangkatan 5-5-1925 | kapal Buitenzorg | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Kersten &Co, Beheerder van de pl. La Ressource | perkebunan Accaribo | Kontrak Kode AB650 | Kontrak tanggal mulai 27-11-1924 - 27-11-1929




Banjoemas History

Nama Samsoeri | Nama Kecil Samsoeri | Kelamin Pria | Usia 19 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Babakan |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 5-5-1925 | kapal Kangean | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Shields, A, beheerder | perkebunan Alliance | Kontrak Kode AE392 | Kontrak tanggal mulai 18-7-1927 - 18-7-1932






Banjoemas History

Nama Asmanom | Nama Kecil Asmanom | Kelamin Pria | Usia 19 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Kemangkon |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 7-5-1928 | kapal Sembilan | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Vervuurt R.J. jr, beheerder | perkebunan Accaribo | Kontrak Kode AC142 | Kontrak tanggal mulai 17-6-1925 - 17-6-1930






Banjoemas History

Nama Atmoredjo | Nama Kecil Jatman | Kelamin Pria | Usia 40 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Bodjongsari |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 5-5-1925 | kapal Sembilan | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Vervuurt R.J. jr, beheerder | perkebunan Accaribo | Kontrak Kode AC142 | Kontrak tanggal mulai 21-6-1928 - 21-6-1933




Banjoemas History

Nama Salamah | Nama Kecil Salamah | Kelamin Perempuan | Usia 17 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Gambarsari |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 24-9-1928 | kapal Onbekend | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Agenten der NHM pl. Marienburg en Zoelen | perkebunan Marienburg & Zoelen | Kontrak Kode AF2306 | Kontrak tanggal mulai 11-11-1928 - 11-11-1933



Banjoemas History



Nama Mbok Ahmadkoelaemi | Nama Kecil Sanginah | Kelamin Perempuan | Usia 23 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Poerbolinggo |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 6-6-1927 | kapal Kangean | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Brunings E.A., beheerder | perkebunan Rust en Werk | Kontrak Kode AE630 | Kontrak tanggal mulai 18-7-1927 - 18-7-1932



Banjoemas History

Nama Wangsakrama | Nama Kecil Sarwan | Kelamin Pria | Usia 26 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Semilir |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 5-5-1925 | kapal Madioen IV | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Agenten der Ned. Handel. Mij. | perkebunan Accaribo | Kontrak Kode AE1093 | Kontrak tanggal mulai 24-9-1927 - 24-9-1932





Banjoemas History

Nama Wangsawikrama | Nama Kecil Sakin n.a.k. | Kelamin Pria | Usia 25 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Tlaga |

Kota keberangkatan Tandjong Priok | Tanggal keberangkatan 20-8-1924 | kapal Simaloer | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan The Nickerie NV | perkebunan Waterloo en Hazard | Kontrak Kode AB618 | Kontrak tanggal mulai 1-10-1924 - 1-10-1929




Banjoemas History

Nama Wisadinama | Nama Kecil Santo | Kelamin Pria | Usia 29 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Tojareka |

Kota keberangkatan Semarang | Tanggal keberangkatan 15-10-1918 | kapal Karimata | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Shedden, A. en Welle, M.C. (NHM) | perkebunan Marienburg & Zoelen | Kontrak Kode AC142 | Kontrak tanggal mulai 25-12-1918 - 25-12-1923



Banjoemas History

Nama Mbok Ardjati | Nama Kecil Soekim | Kelamin Pria | Usia 23 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Madjatengah |

Kota keberangkatan Batavia | Tanggal keberangkatan 15-8-1927 | kapal Madioen IV | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Agenten der Ned. Handel. Mij. | perkebunan Marienburg & Zoelen | Kontrak Kode AE1457 | Kontrak tanggal mulai 24-9-1927 - 24-9-1932



Banjoemas History

Nama Arsasemita | Nama Kecil Boegil | Kelamin Pria | Usia 28 tahun | daerah Banyumas | kabupaten Poerbolinggo | Desa / kota Penitjan |

Kota keberangkatan Tandjoeng Priok | Tanggal keberangkatan 5-5-1925 | kapal Blitar | Kota Tujuan Paramaribo

Dipekerjakan Goedman M. beh. pl. Nw. Meerzorg | perkebunan Accaribo | Kontrak Kode AC180 | Kontrak tanggal mulai 17-6-1925 - 17-6-1930





Data di ambil dari:http://www.blogger.com/img/blank.gif
www.gahetna.nl
id.wikipedia.org
gusmujab.blogspot.com
blog-apa-aja.blogspot.com

Bagi warga Banyumas yang mempunyai catatan tentang keluarganya yang hilang kurun waktu 1880 - 1940 dan atau menginginkan data terkait warga desanya yang hilang kurun waktu tersebut bisa menghubungi koordinator BHHC disini.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Penaklukan Pulau Jawa

purwokertoheritage







Penulis; Major William Thorn
Penerbit; Elex Media Komputindo
Tanggal terbit; Maret - 2011
Jumlah Halaman; 436
Jenis Cover; Soft Cover
Kategori; Sejarah Indonesia
Text Bahasa; Indonesia


SINOPSIS BUKU
Peperangan era Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte (1799-1815) mengubah wajah dunia ketika itu, khususnya di Benua Eropa.
Perang itu sebetulnya bersifat kontinental, karena berlangsung di Benua Eropa, tapi kemudian merembet ke daerah-daerah koloni masing-masing negara yang terlibat, salah satunya Hindia Belanda (Jawa).
Inggris saat itu adalah lawan yang paling tangguh bagi Prancis, terutama armada lautnya. Bahkan, Inggrislah kemudian yang mengakhiri kekuasaan Napoleon pada 18 Juni 1815 dalam pertempuran Waterloo.
Pasukan Inggris di bawah kepemimpinan Lord Minto dan Letnan Jenderal Sir Samuel Auchmuty juga yang mengakhiri kekuasaan Prancis di Jawa. Jawa sebelumnya merupakan bagian dari koloni Belanda, tapi setelah Belanda dikuasai Prancis, kekuasaan atas Jawa pun berpindah ke tangan Prancis.
Prancis kemudian menunjuk Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ia memerintah di sana dari 1808-1811.
Secara keseluruhan, Jawa diambil alih Inggris melalui pertempuran yang sengit di beberapa tempat, seperti di Batavia, Yogyakarta, Semarang, Surabaya hingga Madura.
Buku karya William Thorn ini merekam cukup detail penaklukan Jawa oleh Inggris, karena ia adalah salah satu tentara Inggris dengan pangkat Brigadir Mayor pada divisi pimpinan Sir Robert Rollo Gillespie.
Sebelum ekspedisi ke Jawa, Thorn berpangkat letnan dan terdaftar sebagai pasukan Light Dragoon ke-29 di India selama perang Maratha tahun 1803-1805, dan ikut terlibat dalam penaklukan Aligarth, Delhi, dan Agra tahun 1803.
Ia juga ikut dalam penyergapan Bharatpur pada 1805. Pada 1807, Thorn dipromosikan sebagai kapten dan diangkat sebagai brigadir mayor, ditempatkan di pangkalan militer di Bangalore.
Ia juga berpartisipasi dalam penaklukan Mauritius pada 1810. Thorn meninggal pada 29 November 1843, di Neuwied, yang terletak di Sungai Rhine, setelah menyatakan pensiun pada 1825.
Dalam buku yang selesai ditulis pada 1813 dan diterbitkan pada 1815 di London, Thorn tidak hanya mencatat jalannya peperangan yang terjadi di Jawa, terutama, yang kemudian berlanjut ke wilayah-wilayah lainnya, seperti Sumatera (Palembang), Kalimantan (Banjarmasin), Sulawesi (Makassar), hingga Maluku (Ambon).
Ia juga mencatat cukup detail kondisi sosiokultural masyarakat setempat. Tentang pola hidup masyarakat, kondisi lingkungan (iklim), mata pencarian, struktur pemerintahan hingga tingkat bawah warisan Belanda, kota-kota, jalan-jalan, dan sungai-sungainya.
Sebagian besar catatan itu mulanya ditulis Thorn untuk kepentingan militer Inggris, misalnya untuk mengetahui lokasi-lokasi benteng pertahanan, pos-pos militer, kota-kota, dan pangkalan-pangkalan militer, lengkap dengan peta grafisnya.
Tapi, Thorn kemudian melengkapinya dengan catatan-catatan lainnya. Thorn ini semasa dengan Sir Thomas Stamford Bingley Raffles yang mulai 1811 menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda setelah Jawa berhasil ditaklukkan.
Seperti halnya Thorn, Raffles juga penulis buku tentang Jawa. Namun, bukunya yang berjudul History of Java baru terbit pada 1817, dua tahun setelah buku Thorn ini terbit.
Seluruh penduduk Pulau Jawa dalam catatan Thorn ketika itu diperkirakan berjumlah 5 juta jiwa. Orang-orang pribumi bisa dikelompokkan berada dalam dominasi orang-orang Jawa dan orang-orang Melayu. Orang-orang Eropa terhitung sedikit, seperti halnya China dan Arab.
Orang-orang Melayu dikenal nekat dan suka merantau karena watak mereka yang gemar menjarah, berperang, dan melaut. Mereka ini, menurut Thorn, umumnya lamban, tapi juga di saat bersamaan grasak-grusuk, pendendam, dan pemberontak, serta tidak bisa dipercaya (hlm 216). Meski begitu, keberanian mereka tidak perlu dipertanyakan lagi. Mereka tidak takut mati.
Dibandingkan dengan etnis Melayu, etnis Jawa jauh lebih banyak. Etnis ini terutama mendiami daerah pedalaman. Secara umum, mereka merupakan penggarap tanah (masyarakat agraris).
Dalam pandangan Thorn, etnis Jawa ini dinilai luar biasa lamban, dan boleh dikatakan tidak ada dorongan positif apa pun, ataupun didorong suatu kebutuhan hidup, ataupun menuntut kesenangan hidup, yang bisa membangkitkan mereka dari kondisi yang apatis itu, yang wajar-wajar saja bagi mereka (hlm 218).
Thorn cukup heran dengan kondisi seperti itu, padahal penguasa mereka (Belanda) dianggap jelas-jelas sangat lalim.
Secara fisik, Thorn melihat etnis Jawa jauh lebih menarik daripada etnis Melayu. Kaum perempuannya juga memiliki bentuk wajah yang lebih menarik dibandingkan perempuan-perempuan Melayu.
Mereka biasanya memakai kebaya dan kain panjang hitam, dengan stagen lebar yang melingkari tubuh, yang berfungsi sebagai pakaian dalam. Kaum laki-lakinya berbaju panjang katun warna hitam, berikut sarung yang diikat di pinggang atau sepasang celana selutut.
Orang-orang dari kelas sosial yang lebih tinggi berdandan dengan kain bermotif, sutra, dan beludru yang sangat mereka sukai berhiaskan sulaman.
Mereka memakainya terutama ketika mendatangi acara-acara perayaan dan acara-acara umum lainnya. Agama mereka umumnya Islam. Namun, untuk etnis Jawa, dalam beberapa hal terjadi percampuran dengan tradisi Hindu (sinkretis).
Buku ini menjadi salah satu rujukan berharga untuk melihat sosiokultural masyarakat Jawa abad ke-19 ketika Jawa dikuasai Inggris, selain tentu saja jalannya perang Inggris di Jawa.
Meski kekuasaan Inggris tidak lama di Jawa, karena seiring kekalahan Napoleon pada 1815, Jawa dan Hindia Belanda secara keseluruhan dikembalikan kepada Belanda, tapi catatan Thorn menjadi peninggalan penting untuk melihat Jawa ketika itu. 

*Peresensi adalah Peneliti Institut Studi Agama Sosial & Politik (Isaspol) Jakarta.

Kamis, 27 Oktober 2011

Sisa-Sisa Kejayaan Ko Lie

Perjalanan pencarian beberapa marga keturunan Tionghoa di kota Banyumas dan Sokaraja untuk sebuah proyek silsilah membawaku ke sebuah rumah keturunan keluarga Kho di sekitar pertigaan Klenteng. Pemilik rumah dengan ramah menerima saya dan mempersilahkan untuk memasuki lingkungan Rumah utama keluarga Kho yang sudah tidak di tinggali, dan hanya di gunakan untuk tempat sarang burung lawet saja. Seorang penjaga gedung mengantar saya dan mas Wawan ke dalam gedung, meski tidak begitu paham seperti apa fungsi rumah tersebut dahulunya.

Pada bangunan yang saya kunjungi ini terdiri dari 3 bangunan, Sebuah bangunan ber arsitektur Renaisan, satu bangunan ber-arsitektur Tionghoa dan sebuah bangunan berarsitektur Indisch. Rumah berarsitektur Tionghoa milik keluarga Kho ini sangat khas sebagai arsitektur Campuran antara Arsitektur Cina dan Jawa. Ini di perlihatkan adanya Pendopo di bagian tengah dimana terdapat Soko Guru atau empat pilar utama. Walaupun Dr Pratiwo M Arch, seorang peneliti arsitektur Tionghoa mengatakan bahwa arsitektur Tionghoa di Indonesia bukan merupakan arsitektur asli Tiongkok, karena menurut beliau arsitektur Tionghoa yang berada di Jawa tidak di ketemukan di sana. Namun menurutku tetap adanya unsur-unsur Tionghoa yang khas seperti bentuk atap, dinding, skat pemisah, countyard, ukiran dan beberapa elemen kayu yang tersusun seperti di Kelenteng. Bangunan bergaya Tionghoa terdiri dari tiga bagian yaitu bagian depan, tengah dan belakang. Pada bagian belakang rumah bergaya Tionghoa terdapat kebun yang kemungkinan pada masa yang lalu merupakan taman yang cukup luas.Bangunan bergaya Tionghoa terdiri dari tiga bagian yaitu bagian depan, tengah dan belakang. Pada bagian belakang rumah bergaya Tionghoa terdapat kebun yang kemungkinan pada masa yang lalu merupakan taman yang cukup luas.

Pada bangunan yang bergaya Renaisance berada di samping kanan, yang dulunya merupakan kantor utama N.V. Ko Lie yang di dirikan oleh Kho Tjeng Pek (čرęø…ē™½) pada akhir abad ke 18. Bangunan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kantor yang juga terdapat fasilitas kamar mandi dan toilet yang cukup besar, bagian penginapan tamu dimana bangunan ini terdari dua lantai dengan empat buah kamar yang sangat besar, dan yang terahir adalah bagian dapur.

Bangunan terakhir adalah bangunan berbentuk indisch merupakan bangunan dapur dan kamar para pembantu. Bangunan ini terlihat lebih kecil dari kedua bangunan ini



Simulasi tiga dimensi (download) sudah saya siapkan dan bisa dilihat di Google Earth (download) , dengan terlebih dahulu mendowloadnya.




Banjoemas Heritage
Tampakan gedung secara keseluruhan


Banjoemas Heritage
Bagian depan bangunan berarsitektur bergaya Renaisance

 Banjoemas Heritage
Rumah utama berarsitektur Tionghoa


Banjoemas Heritage
Sebuah mobil Opel Olympia (1951) dibiarkan teronggok


Banjoemas Heritage
Detail Ukiran gaya Tionghoa dan 
sebuah plat tembaga bertuliskan aksara Tionghoa


Banjoemas Heritage
Bagian arsitektur bergaya Indisch yang berada di sebelah selatan
(Bangunan ini sudah di bongkar tahun 1912 akhir)


Banjoemas Heritage
Bagian pintu dan jendela bangunan barsitektur Tionghoa


Banjoemas Heritage
Pintu ruangan di dalam bangunan Tionghoa


Hampir di setiap pintu menuju ke dalam ruangan atau ke dalam kamar selalu dihiasi oleh aksara Tionghoa. Ini menunjukan bahwa penghuni pada masa lalunya tidak meninggalkan budaya aslinya.


Banjoemas Heritage
Liyen atau papan syair Tionghoa di ruang tengah 
pada bangunan bergaya Tionghoa



Sebuah dinding pada ruang tengah bangunan bergaya Tionghoa ini terdapat sebuah dinding yang sangat unik karena terdapat panel kayu yang menutupi pintu bagian belakang yang mengarah ke taman belakang. Panel kayu ini terdapat beberapa macam Liyen atau papan syair Tionghoa dengan cat prada yang masih utuh dengan tulisan tionghoa, salah satunya adalah å ‚ęœ¬å“‡ yang dibaca tang ben chong yang kalau tidak salah diartikan sebagai ruang pada rumah utama, dan beberapa yang lain yang tidak mudah membacanya.


Banjoemas Heritage
Beberapa foto milik keluarga Kho


Banjoemas Heritage
Inner Countyard (ruang terbuka di tengah rumah) di tengah rumah


Banjoemas Heritage
Selasar bangunan bergaya Renaesance


Banjoemas Heritage
Selasar dan atap bangunan bergaya Renaesance


Banjoemas Heritage
Selasar dan pilar bangunan belakang 


Banjoemas Heritage
Penampakan lantai dua pada bangunan belakang

Di Sokaraja terdapat dua keluarga Kho yang sangat kaya raya dan terkenal yaitu keturunan Kho Tjeng Pek pemilik N.V. Ko Lie dan Kho Wan pemilik N.V. Kho Wan. Dua perusahaan importir ini bersaing dalam bisnisnya, namun dari beberapa sumber menyebutkan bahwa yang terkaya adalah N.V. Ko Lie.

Keluarga "Ko Lie" di Sokaraja sangat terkenal karena merupakan Tionghoa kaya pada masa kolonial, sehingga Kho Joe Seng (anak Kho Tjeng Pek yang pertama) diangkat menjadi Letnan Tionghoa Sokaraja dan kemudian di lanjutkan oleh anaknya yaitu Kho Han Tiong hingga di hapuskannya sistem ini pada tahun 1936. 

Keturunan keluarga "Ko Lie" yang terkenal adalah anak ketiga dari Kho Han Tiong yang bernama Kho Sin Kie dimana dia merupakan atlet tenis muda pertama dari Sokaraja yang mendunia yang menjuarai kejuaraan Wimbolden pada tahun 1930 han. Kho Sin Kie merupakan lulusan THHT (Sekolah Tionghoa di Sokaraja). Baca artikelnya disini Kho Sin Kie


Melalui tulisan ini ternyata beberapa keluarga yang masih merupakan anak keturunan dari N.V. Ko Lie sempat menghubungi dan berkomunikasi intens dengan penulis. Mereka meluruskan tulisan penulis yang menurut mereka kurang tepat dan bahkan menceritakan sejarah keluarga lebih detail.
Terimakasih kepada keluarga Kho (Belanda), keluarga Tan, keluarga Go, ibu Leny, penjaga Gedung, mas Wawan dan Koh Senu (keluarga Bhe). Terimakasih juga buat Pak Alfian dari purwokertoantik.com

Beberapa tulisan di ambil dari www.antaranews.com

Kamis, 04 Agustus 2011

Residentwoning Poerwokerto

Gedung ini adalah rumah tempat tinggal Residen Banyumas di Purwokerto, dahulu adalah sebuah gedung mewah dan megah. Gedung ini di buat setelah adanya keputusan bahwa ibukota Banjoemas pada waktu itu akan di pindah ke Purwokerto pada tanggal Gedung ini di rancang oleh seorang Insinyur dari Belanda bernama IR. Breuning, Hubert Albert, beliau lahir di Den Haag pada 04  desember 1901 dan meninggal di Haarlem, 13 Agustus 1995.
Banjoemas Heritage
Tampak Depan

Banjoemas Heritage
Tampak Samping Depan

Banjoemas Heritage
Tampak Belakang

Banjoemas Heritage
Denah rancangan Residentwoning

Banjoemas Heritage
Peta Belanda tahun 1944

Biografi IR. Breuning, Hubert Albert

Banjoemas Heritage
IR. Breuning, Hubert Albert

Ia masuk pendidikan di TH Delft, pada Jurusan Arsitektur, ia lulus pada tahun 1926. Dia kemudian bekerja dua tahun di Kantor A.A. Kok, dan kantor baru Joh. Enschede di Haarlem. Breuning kemudian pergi ke Hindia Belanda. Dia memulai karirnya dengan posisi Engineering Services untuk Tanah dan Bangunan , di mana ia tetap aktif sampai 1942. Pada tahun 1928 ia membangun terminal bandara di Bandung dan Andir Tjililitan di Batavia. Pada tahun-tahun 1930-1931 ia bekerja di kantor arsitektur di Gedung Departemen Pertanahan di Batavia, di Departemen Pekerjaan Umum Arsitektur dan bekerja sama arsitek oleh arsitek W. Lemei. Breuning ada di sana, bersama dengan arsitek W.B. Carmiggelt terlibat dalam pembangunan kantor Gubernur Jawa Timur Surabaya.

Pada periode 1931-1935 dia bekerja di resor Surabaya. Pada 1931-1932 ia merancang renovasi Badan Kantor Pos, di bawah arsitek Lemei, Simpang, Surabaya. Akhir 1933 ia bekerja di kota sebagai penjabat kepala Perumahan Batavia. Ia membangun kota yang baru yaitu tempat penjagalan kerbau, sapi dan domba. Pada tahun 1935 ia mendapat izin untuk cuaca Eropa di India pada tahun 1936 untuk kembali, ia pergi ke Bandung dengan Departemen Transportasi, Pekerjaan Umum (nama baru untuk Departemen Arsitektur Pekerjaan Umum). Ketika ia merancang bangunan stasiun untuk Bandara  Kemajoran. Pada tahun 1936 ia pergi cuti ke Belanda. Dan pada tahun 1936 ia merancang kantor Bank Tabungan Pos di Makassar.

Dari tahun 1937 sampai 1941 ia bekerja di markas Dinas Tanah Bangunan di tahun-tahun 1941-1942 ia adalah kepala dari subdivisi Bangunan Nasional, Departemen Perhubungan pada tahun 1946 ia kembali ke Belanda dan satu tahun kemudian ia menjadi kepala Departemen Arsitektur Pekerjaan Umum dan arsitek kota kemudian di Haarlem. Dia meninggal pada tahun 1995.

Jumat, 15 Juli 2011

Wieteke Van Dort


Banjoemas Heritage
Wieteke van Dort dalam shownya di depan para Veteran Belanda

Louisa Johanna Theodora (Wieteke) van Dort (Surabaya, 16 Mei 1943) adalah seorang aktris komedian, dan penyanyi Belanda yang telah menjadi dikenal dengan program banyak anak-anak dan dan sebagai pembawa acara Late Lien Show dengan persona wanita Indisch. Lagunya paling terkenal adalah "Arm Den Haag" (1975).

Biografi 
Wieteke Van Dort lahir di Surabaya pada saat Jepang mulai menduduki Nederlandsch Indie (Indonesia sekarang). Dimasa kecilnya dia sempat masuk sekolah dasar, dan baru memulai  HBS. Ketika dia berusia tiga belas tahun, keluarga Van Dort berlibur pergi ke Belanda. Sementara Mereka Apakah di luar negeri, Presiden Soekarno menasionalisasi Indonesia (1956) dan keluarga Van Dort kehilangan segalanya di Indonesia. Lalu merekka terpaksa meninggalkan Indonesia dan keluarganya menetap di The Hague (Den Haag).

Di Den Haag, dia meninggalkan sekolah menengah tanpa ijazah. Karena dia masih terlalu muda untuk Akademi Seni Drama, sehingga dilatih menjadi guru TK. Meskipun ia tidak menerima ijazah, dia melengkapi tiga tahun sekolah menengah (Sekitar setara dengan gelar dalam MAVO - SMA biasa - di Belanda). Pada tahun 1962 dan 1963, ia menghadiri Retorika Teater (Akademi Seni Drama). 
Sementara di akademi, dia memainkan Laura Wingfield dalam performance The Glass Menagerie. Pada tahun 1964, ia keluar dari akademi dan menandatangani kontrak dengan Komedi Baru. Pada tahun 1968, dia Mulai bekerja dengan Wim Kan dan Corry Vonk sebagai komedian.
Setelah menikah dengan Theo Moody, dia berkonsentrasi dengan banyak berhasil di radio dan televisi. Dalam De Stratemakeropzeeshow dengan Aart Staartjes dan Joost Prinsen, ia memainkan 'Distinguished Lady'. Pada 1970-an, ia muncul di Lawaaipapegaai sebuah program anak-anak. Kumpulan  penulis terdiri dari Hans Dorrestijn, Karel Eykman, Ries Moonen, Fetze Pijlman Jan Riem, setelah Willem Wilmink (penulis naskah) meninggal. Wieteke van Dort juga berpartisipasi dalam program televisi Klokhuis Het sebagai pengawas teks dalam kumpulan penulisan naskah.
Wieteke van Dort adalah seniman berbakat ada banyak sekali Judul yang dia perankan diantaranya adalah
Berperan di Teater, television, pertunjukan musikal di televisi, membuat Vinyl Long Play Albums, Singgle album, CD dan DVD.
Di tahun 1980-an ia membawakan acara yang bersuasana khas Indo ("Indisch"), kultur yang dikenalnya sejak kecil, yang terkenal "The Late Lien Show" dan juga beberapa show yang lain seperti "Tante Lien", "Kun je nog zingen, zing dan mee", "Tante Lien voor veteranen".  Ia juga merekam cerita dan lagu bertema Indo, dengan bahasa Belanda kreol dialek Indisch. Karena konsistensinya dalam memperkenalkan kultur Indo, pada tanggal 29 April 1999 van Dort dianugerahi penghargaan Kesatria Bintang Jasa Oranye-Nassau.
Penampilannya yang bergaya Indisch adalah sangat memukau para veteran Belanda dan Indonesia yang melalui jamannya. Lagu-lagu yang di ciptakan dan dilantunkanpun sangat Indisch. Yang membuktikan bahwa Indisch sangatlah berkesan bagi Belanda. Bahkan dari sebuah lagu yang berjudul "Arm Den Haag" beberapa bait lagu mengisyaratkan kegalauan "Arm Den Haag, dat is toch erg, dat jij maar niet vergeten kan De klank van krontjong en van gamelan" yang artinya "Peluk Den Haag, dengan sangat, bahwa anda tidak bisa melupakan krontjong dan suara gamelan". Dan masih banyak lirik dari lagu-lagu yang lain yang mengatakan sangat terpesona dan merindukan Indisch (Indonesia sekarang).
Lagu-lagu yang bernuansa Indisch diantaranya bisa anda download dari sini.

Wieteke Van Dort - Weerzien Met Indi | Lyric
Wieteke Van Dort - Van Moederland Naar Vaderland | Lyric
Wieteke Van Dort - Toch Hoor Jij Er Altijd Bij | Lyric
Wieteke Van Dort - Terang Boelan (maanlicht) | Lyric
Wieteke van Dort - Ramboet Itam Matanja Galak | Lyric
Wieteke Van Dort - Sarina | Lyric
Wieteke Van Dort - Toean Dan Nonja | Lyric
Wieteke van Dort - Op de Pasar Malam | Lyric
Wieteke Van Dort - Meis Suleika | Lyric
Wieteke Van Dort - Meis Suleika (Live)
Wieteke Van Dort - Manneke pedis | Lyric
Wieteke Van Dort - Klappermelk Met Suiker | Lyric
Wieteke Van Dort - Geef mij maar Nasi Goreng | Lyric
Wieteke Van Dort - De Oude School | lyric
Wieteke Van Dort - Arm Den Haag | Lyric
Wieteke Van Dort - Afscheid Van Indiƫ | Lyric
Wieteke Van Dort - Hallo Bandoeng | Lyric
Wieteke Van Dort - Oranjelied | Lyric
Wieteke Van Dort - De bioscoop in Surabaja | Lyric
Wieteke Van Dort - Bengawan Solo | Lyric
Wieteke Van Dort - Liedje van verlangen | Lyric
Wieteke Van Dort - Contractpension | Lyric
Wieteke Van Dort - Nacht over Java | Lyric
Wieteke Van Dort - Ajoen Ajoen | Lyric
Wieteke Van Dort - Boelang Pake Pajong | Lyric
Wieteke Van Dort & Willem Nijholt - Het Betjaklied | Lyric
Wieteke Van Dort & Willem Nijholt - Het Avond Klokje | Lyric


Sumber


Senin, 11 Juli 2011

Kali Peloes Doeloe

Kota Poerwokerto dilewati beberapa kali (sungai) yang mengalir jernih dari kaki gunug Slamet diantaranya adalah Kali Mengadji, Kali Logawa, Kali Tjangkok, Kali Bandjaran, Kali Krandji, Kali Sogra, Kali Peloes dan banyak lagi kali-kali kecil lainnya.

Pada jaman Belanda beberapa sungai dibendung untuk mengaliri saluran irigasi di wilayah kota Poerwokerto seperti daerah Patikraja dan daerah Sokaraja. Keindahan dan kejernihan sungai karena pada waktu itu belum ada pembuangan limbah dan polusi ke sungai. Rumah-rumahpun masih sangat sedikit sekali di daerah Poerwokerto.

Air terjun yang terbentuk oleh alam banyak kita jumpai. Sehingga pada masa kependudukan Belanda (Nederland Indische) banyak orang-orang Belanda yang pergi kesana untuk piknik. Pada masa itu Sungai Peloes adalah salah satu sungai yang sangat indah, jernih dan mempunyai banyak air terjun.

Banjoemas Heritage
Air terjun di Kali Peloes daerah Koetajassa

Banjoemas Heritage
Kali Peloes dijadikan tempat piknik di daerah Koetajassa

Banjoemas Heritage
Di daerah Rempoeah juga terdapat air terjun

Banjoemas Heritage
Kali Peloes di Rempoeah

Banjoemas Heritage
Bendungan Kali Peloes di desa Ardja (arcawinangun)Kedjawar Distrik Poerwokerto

Banjoemas Heritage
Jembatan yang menghubungkan Soekaradja dengan Poerbolinggo di Sokaraja Kidul

Banjoemas Heritage
Jembatan melintas diatas Kali Peloes

Banjoemas Heritage
Di Soekaraja jalur SDS juga melintas diatas kali Peloes

Foto Dokumentasi diambil dari :
Creative Commons LicenseThis work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License.