Selasa, 11 Juni 2013

Serajoedal Stoomtram Maatschappij



purwokertoheritage
Peta SDS dan Pabrik Gula

purwokertoheritage
Kereta Uap tipe C .411 yang pernah di pake SDS

SDS atau SDSM atau Serajoedal Stoomtram Maatschappij (Mij) dibangun setelah turun konsensi kepada R.H. Eysonius de Wall dan O.J.A. Repeer van Driel pada tahun 1893 dengan dibiayai oleh Financiele Maaatscappij van Nijverheidsondernemingen in Ned. Indies sebanyak F 1.500.000. Pengerjaan proyek transportasi di lembah Sungai Serayu ini dilaksanakan oleh Ir. C. Groll.

Jalur kereta SDS yang awalnya di usulkan oleh para pemilik pabrik gula milik pengusaha Belanda yang banyak tersebar di daerah Banyumas seperti PG Purwokerto, PG Kalibagor, PG Klampok dan PG Bojong (yang merupakan gabungan dengan PG Kaliklawing) yang menginginkan adanya transportasi yang modern dan cepat.


Lokomotif kereta SDS untuk pertama kali dipesan pada perusahaan Inggris di Manchester, Beyer Peacock Production sebanyak 14 buah yang terbagi menjadi 4 kali pemesanan. Lokomotif ini menggunakan Gauge 3'-6" dengan kode susunan roda (wiel Arrangement) 0-6-0 tram.
  1. Tahun 1895, sebanyak 8 buah C1401-08 (No Order 7875, No Produksi 3654-61)
  2. Tahun 1899, sebanyak 2 buah C1409-10 (No Order 8470, No Produksi 4103-4)
  3. Tahun 1908, sebanyak 2 buah C1411-12 (No Order 9840, No Produksi 5179-80)
  4. Tahun 1910, sebanyak 2 buah C1413-14 (No Order 0101, No Produksi 5380-1)
Data di ambil dari http://www.beyerpeacock.co.uk/
Download Beyer Peacock Production List

Namun dari sumber berbeda (PNKA Power Parade A.E. Durant) menyebutkan perbedaan yaitu,

SDS membeli lokomotif dari Buyer Peackok sebanyak 5 kali diantaranya;
  1. Tahun 1895 PNKA Nos. C1401-06 type 0-6-0T Nomer Loko 1-6
  2. Tahun 1896 PNKA Nos. C1407-08 type 0-6-0T Nomer Loko 7-8
  3. Tahun 1899 PNKA Nos. C1409-10 type 0-6-0T Nomer Loko 9-10
  4. Tahun 1909 PNKA Nos. C1411-12 type 0-6-0T Nomer Loko 10-12
  5. Tahun 1910 PNKA Nos. C1413-14 type 0-6-0T Nomer Loko 13-14


SDS kembali membeli lokomotif dari Hartmann (Richard Hartmann) di Jerman sebanyak 2 kali yaitu;
  1. Tahun 1914 PNKA Nos. D1007-10 type 0-8-0T Nomer Loko 201-04
  2. Tahun 1915 PNKA Nos. D1011 type 0-8-0T Nomer Loko 025

SDS kembali membeli lokomotif dari Hohenzollern di Jerman sebanyak 1 kali yaitu;
  1. Tahun 1922 PNKA Nos. D1301-03 type 0-8-0T Nomer Loko 51-53

banjoemas.com
Jembatan SDS diatas sungai Serayu di Patikraja

banjoemas.com
Setasiun Timur Purwokerto

banjoemas.com
Setasiun Sokaraja dari arah Tenggara

banjoemas.com
Jembatan SDS diatas sungai Pelus di Sokaraja

Untuk tahap pertama dengan surat keputusan Pemerintah Belanda Gvt. Besl. 23 Desember 1893 no. 6, jalur yang di bangun adalah :
Maos - Purwokerto Timur sepanjang 29 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 16 Juli 1896 (Maos - Rawalo - Panisinan - Tinggartugu - Glempong - Tinggardengkol - Gringging - Sampang - Kebasen (Gambarsari) - Patikraja - Sidabowa - Tanjung - Purwokerto Timur) download GE kmz
Purwokerto Timur - Sokaraja sepanjang 9 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 05 Desember 1896 (Purwokerto Timur - Pasar Wage - Sangkalputung - Sokaraja - PG Kalibagor) download GE kmz
Sokaraja - Purworeja Klampok sepanjang 16 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 02 Juli 1897 (Sokaradja - Banjarsari - Muntang - Karangkemuri - Kemangkon - Purworeja Klampok) download GE kmz
Purworeja Klampok - Banjarnegara sepanjang 30 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 18 Mei Juli 1898 (Purworeja Klampok - Gandulekor - Mandirada - Purwonegoro - Gumiwang - Binorong - Mantrianom - Pucang - Wangon - Banjarnegara) download GE kmz

banjoemas heritage
Peta SDS Maos - Sampang

banjoemas heritage
Peta SDS Kebasen sebelum dan sesudah dibangunnya rel SS

banjoemas heritage
Peta SDS Tumiang sampai Patikraja

banjoemas heritage
Peta SDS Tanjung - Stasiun Timur, sebelum dan sesudah dibangunnya rel SS
Kuning (SDS) Ungu (SS)

    Setelah dilakukan pengujian dengan terlebih dahulu hanya mengangkut barang barang milik pemerintah, untuk selanjutnya SDS mengoprasikan gerbong barang dan gerbong penumpang yang terdiri dari gerbong kelas satu, kelas dua dan kelas tiga.

    Dalam tahap ke dua; pada 12 Mei 1898 perwakilan Hindia Belanda meminta kepada SDS untuk mengeksploitasi ke arah Purbalingga, karena disana terdapat dua buah pabrik gula yaitu PG. Kalimanah dan PG Bojong. Dan melalui Surat pemerintah 22 September 1898 No.19 SDS di perbolehkan utuk membuka jalur Banjarsari - Purbalingga, namun dengan syarat di buka pula jalur ke kota Banyumas, karena kota Banyumas merupakan pusat pemerintahan dan sebagai kota penting. Namun melalui surat pada tanggal 31 Mei 1899 No.7 syarat itu tidak di penuhi dikarenakan jalur ini sangat sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar, dan nantinya pun dipastikan tidak ada keuntungan apapun dari jalur ini. Pemerintah pun mengiyakan permintaan ini pada tangal 26 Juni 1899, Maka di bangunlah jalur rel tahap dua;
    Banjarsari - Purbalingga sepanjang 7 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 01 Juli 1900 (Banjarsari - Jompo - Kalimanah - Purbalingga) download GE kmz
      Perusahaan-perusahaan besar yang banyak menggunakan jasa trem adalah perusahaan gula. Sejak trem SDS beroperasi, semua gula hasil produksi dan perlengkapan pabrik seperti batu gamping, mesin, dan barang logam, bahan bakar, pembungkus gula, bibit dan pupuk untuk perkebunan tebu diangkut menggunakan kereta. Semua barang di datangkan dari luar daerah atau bahkan import dari luar negeri.

      Barang-barang hasil produksi seperti gula dan sirup gula dibawa ke pelabuhan Cilacap untuk selanjutnya dikapalkan ke luar negeri atau barang-barang tersebut dibawa ke Stasiun Maos untuk selanjutnya di angkut oleh kereta api negara (SS) ke Batavia.

      Memasuki abad ke-20, daerah Wonosobo yang merupakan penghasil perkebunan dan pertanian terbesar juga sudah dalam daftar SDS. Jalur ini sangat penting mengingat daerah Dieng, Wonosobo sebelah utara merupakan penghasil tembakau yang potensial. Sebelumnya pengiriman tembakau ke Batavia dilakukan melalui jalan darat lewat Pekalongan. Padahal jalan darat lewat jalur ini sangat sulit, karena harus melewati daerah pegunungan Kali Bening.

      banjoemas.com
      Keterta SDS di daerah persawahan

      banjoemas.com
      Lintasan kereta SDS di Selokromo

      Untuk itu, berbekal surat keputusan Pemerintah Belanda Gvt. Besl. 22 Juni 1912 no. 12. Untuk tahap ketiga jalur yang di bangun adalah :
      Banjarnegara - Selokromo sepanjang 19 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 01 Mei 1916 (Banjarnegara - Sokanandi - Singomerto - Sigaluh - Prigi - Bandingan - Bojonegoro - Tunggoro - Selokromo) download GE kmz
      Selokromo - Wonosobo sepanjang 14 km diresmikan pengoperasinya pada tanggal 07 Juni 1917 (Selokromo - Krasak - Selomerto - Penawangan - Wonosobo) download GE kmz
      SDS adalah perusahaan tram yang tergabung dengan 3 perusahaan yang lain yaitu SJS, OJS, dan SCS dan merupakan perusahaan Belanda di pulau Jawa yang independen;
      1. SJS Semarang Joana Stroomtram Maatscappij 1881-1952, oleh J.F.Dijkman, W. Walker dan G.H.Clifford atas konsensi tahun 1879 dengan jalur Semarang - Jombang.
      2. OJS Oost-Java Stoomtram Maatscappij 1888-1944, oleh W.A. Zilver Rupe dan A.J. Snouck Hurgronje atas konsensi di tahun 1886 dengan Jalur Ujong - Fort Prins Hendrik.
      3. SDS Serajoedal Stoomtram Maatscappij 1894-1940, oleh R.H. Eysonius de Wall dan O.J.A. Repeer van Driel mendapatkan konsensi pada tahun 1893 dengan dibiayai oleh Financiele Maaatscappij van Nijverheidsondernemingen in Ned. Indies.
      4. SCS Semarang Cheribon Stoomtram Maatscappij 1895-1946, atas konsensi tahun 1894 dan langsung di tangani oleh Financiele Maaatscappij van Nijverheidsondernemingen in Ned. Indies.
      Pada awal tahun 1917 tepat tanggal 1 Januari Staats Spoorwegen (SS) Cirebon - Kroya diresmikan, jalur ini menghubungkan Jakarta dengan Yogyakarta, dan Mempersingkat perjalanan Kereta Jakarta - Surabaya yang tadinya 32.5 - 23 Jam menjadi 17 Jam. Dan kemudian untuk memudahkan transportasi barang dan penumpang SDS dan SS di hubungkan oleh rel.

      Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 di Jawa, Penyatuan seluruh Jalur kereta di Jawa sudah di rencanakan dibawah Majoor Takahashi dan kemudian di gantikan oleh Soshimatsu. Jalur SDS  antara Kebasen (Gambarsari) - Tanjung dihapuskan (dibongkar) untuk menyederhanakan jalur dan penghematan. Namun Jalur Kebasen (Gambarsari) - Maos tetap di pertahankan untuk keperluan luarbiasa. Pada mulai tanggal 21 September 1942 penumpang dari Bandung menuju Purwokerto tidak berganti kereta di Maos tetapi pindah ke Kroya. (Sumber "Nan Sin" 01 Juni 1942 & "Tjahaja" 26 September 1942)

      Untuk langkah penyederhanaan selanjutnya adalah penggabungan seluruh jalur kereta di Jawa dan Madura digabung menjadi satu dibawah Balai Besar Angkutan Darat yang berpusat di Bandung baru bisa dimulai pada 1 April 1943. Langkah ini dilaksanakan oleh Soenarjo untuk wilayah Jawa Tengah, Popo Prawirakoesoma untuk wilayah Jawa Timur dan Soerachman untuk wilayah Madura. (Sumber "Asia Raya" 03 April 1943)

      Pada masa Agresi Militer Belanda pertama, militer Belanda berniat menguasai seluruh maskapai kereta api di Jawa termasuk SDS. Dikarenakan jalur-jalur kereta inilah yang mempunyai akses cepat ke pedalaman dan merata. Dan kemudian mengembalikan seluruh aset kepada pemilik maskapai sebelumnya. (Sumber "Merdeka. Suara Rakjat Indonesia" 28 November 1946)
          Penyusuran-pun aku lakukan untuk memastikan tulisan di atas benar adanya, menghitung dan menyaksikan sendiri berapa yang tersisa dan berapa yang hilang.
          sementara sampai disini ya ... lagi masih terus ubek ubek buat cari info yang lainnya
          Creative Commons License
          This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 Unported License.

          Revisi 17 Maret 2011
          Revisi 08 September 2012
          Revisi 11 Juni 2013
          Revisi 25 Desember 2013

          34 komentar:

          Yoyo, Perum Kalibagor Indah, Kalibagor, Banyumas mengatakan...

          wah, kasih lebih banyak gambarnya ga kk!!!, saya dah keliling di link KK

          Teigetche mengatakan...

          Mijn vader is werkzaam in de spoorwegmaatschappij in Java, blij om dit blog te verkennen, zoals mijn vader het document geopend.

          Groeten
          Teigetche

          Andhika mengatakan...

          @Teigetche

          waw..in which railway company your father was?

          Andhika mengatakan...

          mas, ada detail halte2 yg pernah beroperasi di jalur SDS MAOS-PWT timur gak?

          Jatmiko W mengatakan...

          Andika, Teigetche leluhurnya pernah ada yang bekerja di SDS dan NIS, detail halte nggak ada tapi titik-titik halte ada di peta Belanda. Kapan kapan saya berencana mengganti semua peta diatas dengan informasi yang lebih jelas lagi ...

          salam

          Andhika mengatakan...

          siip deh mas, sapa tau nanti pas saya maen ke rumah sodara di sampang, bisa maen2 liat2 jalur ini lagi. sapa tau ada sisa bangunan yang berdiri. padahal jalur ini lebih eksotis dari jalur SS yg masih digunakan sampe sekarang. karena menyusuri kali serayu.

          oia, sudah tau belum, kalo rencana pembangunan jalur ganda PWT-KYA akan membuat terowongan Notog baru, yg lama ditinggalkan. begitu juga dengan terowongan gambarsari (kebasen) akan dipndah jadi terowongan kebasen baru. terus stasiun kebasen baru juga bakal digeser.

          Jatmiko W mengatakan...

          Iya mas, sekalian mampir ke Purwokerto kita liat-liat lagi bekas2nya di Purwokerto Timur. Kebetulan ada beberapa railfans dan pegawai PJKA yang follow di FB kasih info ke saya. tapi untuk pelaksanaannya saya kurang paham.

          Anonim mengatakan...

          mantap mas, jadi ngerti kereta yg pernah lewat daerah saya.."krasak selomerto"

          ameth mengatakan...

          a.yunus : bener2 nih mas miko ini love our heritage bgt...saluut

          mas dpt arsip2 kaya gitu hunting dari mana mas??

          Jatmiko W mengatakan...

          ameth, terimakasih pujiannya hehehe ... saya juga kasih link tempat dimana saya ambil data (online) tapi ada juga yang saya ambil dari buku atau cerita orang saja.

          salam,
          fb: banjoemas heritage

          Unknown mengatakan...

          Mas, lepangaken inyong wong bobotsari...salut buat njenengan. inyong pengin kenal rika lewih perek. oh ya mas, aku ijin download videone tak posting bloggku ya?

          Jatmiko W mengatakan...

          Sukman Ibrahim, terimakasih semoga bisa membantu, untuk video sepertinya tidak perlu di download cukup gunakan link yang di sediakan youtube. salam

          yoyo mengatakan...

          makasih mas, blog ini membuat aku dari pertamanya yang nggak tahu sampai sekarang tahu dengan jelas. Terus di update mas !

          adhit mengatakan...

          Saya penasaran sama bekas jalur kereta api di daerah mersi, purwokerto. Lokasinya dari perempatan dukuhwaluh ke selatan, atau kalau dari jalan gumbreg(samping RS Margono berkoh) ke utara, setelah jembatan ada bekas rel yang melintasi jalan, saya inget betul, jalur itu melintasi jalan raya, udah tertutup aspal, dan ke arah barat ada jembatan juga dan sepertinya sudah jadi jalan warga. Itu sebenernya jalur kemana???apakah mungkin itu percabangan SDS???

          Jatmiko W mengatakan...

          Yoyo sama sama.

          Adhit Jalur dimaksud yang juga melewati fakultas Kedokteran itu ya, itu gaugenya kecil karena memang peruntukannya adalah sebagai rel lorie PG. Kalibagor, jadi bukan bukan jalur SDS

          IRPS mengatakan...

          Salam kenal, saya senang sekali blusukan (trekking) ke jalur-jalur KA non aktif di Pulau Jawa. Nah kebetulan bersamaan dengan liburan lebaran kemarin, saya berkesempatan untuk Blusukan jalur KA non aktif Maos-Purbalingga/Wonosabo. butuh 3 hari saya menelusuri jalur ini (14-16 Agustus 2012). Saat ini saya lagi menyusun tript reportnya... Salam kenal Asep Suherman (Sekjen Indonesian Railway Preservation Society)

          Jatmiko W mengatakan...

          Salam kenal, senang sekali mendengarnya ada IRPS turun ke SDS apalagi Sekjennya yang turun, sebenarnya sudah bebera kali Pak Leo dan Aditya Hatmawan menghubungi saya terkait kepengurusan IRPS Purwokerto namun belum berlanjut lagi. Pusaka SDS bagi DAOP 5 adalah ibarat besi lapuk, asset yang dikelola seadanya dan dibiarkan hancur oleh alam, dan secara sejarah dan heritagenya pun mereka hanya bisa mengacungkan telunjuknya ke arah barat (Bandung) karena DAOP 5 tidak punya selembarpun arsip SDS, bagaimana keberadaannya dan kelanjutannya sesuai dengan pandangan IRPS sebagai bahan pembelajaran, diskusi, penyelamatan atau pengaktifan kami selaku warga lokal menunggu. Acara blusukan SDS dan SS area Banyumas kedepan hubungi kami ya mas, biar kita bisa ikutan belajar, terimakasih

          IRPS mengatakan...

          saya juga sering sharing dengan teman-teman spoorlima (komunitas disana). Saya saat ini lagi share hasil blusukan di jalur KA SDS dengan teman-teman di group FB. silahkan search "Jalur KA Non Aktif di Indonesia" disana tak hanya membahas soal Jalur SDS tetapi jalur-jalur lainnya...

          Anonim mengatakan...

          Bisa Jadi Pemicu Stdi Sejarah Ekonomi Kita.

          Pengungkapan sejarah pembangunan jaringan transportasi kereta api,khususnja dilembah Seraju,bisa menjadi langkah awal untuk melakukan studi dan penulisan sejarah ekonomi di tanah air kita jang selama ini terbengkalai.Studi sejarah kita selama ini,lebih banjak mengeksplorasi sejarah politik. Sejarah ekonomi dianak tirikan dan hanja di bicarakan sambil lalu saja.Sejarah ekonomi pada masa pemerintahan Inggris di Jawa dibawah Raffles(1811-1816 M),misalnja,bisa dikatakan terbengkalai sama sekali.Padahal Raffles saat itu sudah mulai menggagas tuk melaksanakan Revolusi Industri di Pulau Jawa.Gagasan Raffles itu,baru dilaksanakan pemerintah Belanda tiga perempat abad kemudian,jaitu sejak tahun 1870 M,setelah masa Tanam Paksa(1830-1870 M)berakhir.Di Inggris sendiri Revolusi Industri sudah di mulai pada tahun 1750 M,juga diawali
          dengan membangun pabrik2,kota-kota industri dan jaringan rel KA,walaupun pada awalnja masih ditarik kuda. Lokomotif sendiri baru berhasil diciptakan pada tahun 1814 M, oleh George Stephenson.
          Inggris dan Belanda memang penjajah.Dan kita harus anti penjajahan.Tetapi aset2 warisan sejarah peninggalan mereka seperti jaringan transportasi KA,Pabrik Gula dan lainnja lagi,tidak boleh dijadikan objek kebencian kita pada penjajah.Apalagi aset-aset itu sebenarnja dibangun dengan tetesan keringat,air mata,bahkan darah nenek mojang kita.Orang-orang Belanda kan hanja jadi mandor,sebagian besar tenaga,adalah kontribusi nenek mojang kita.(anwar hadja-Bandung).

          Jatmiko W mengatakan...

          Anwar Hadja di Bandung, terimakasih kunjungannya, betul sekali sejarah pertumbuhan ekonomi lokal sebagai penunjang sejarah ekonomi nasional tidak pernah di singgung di buku manapun (CMIIW)

          heru pendowo mengatakan...

          Pidio nya bagus mas....mantab!!!

          Jatmiko W mengatakan...

          herupendowo ; makasih mas

          Anonim mengatakan...

          Mohon maaf, pabrik mesin Richard Hartmann letaknya bukan di Inggris, tapi di Chemnitz, Jerman (Timur), shg nama lengkapnya "Saechsische Maschinenfabrik Chemnitz, vormals Richard Hartmann"
          Terima kasih

          Jatmiko W mengatakan...

          Terimakasih, koreksinya Anonymous ...

          kurniawan s. mengatakan...

          mas, download peta jalur sds/ss jaman belanda dimana ya? saya nyari ga nemu, terimakasih

          Unknown mengatakan...

          mas jatmilo bisa mimta contact persnny... trmksh

          Jatmiko W mengatakan...

          silahkan kontak saya di 082135220689(CALL/WA)/ email di jatmikow@banjoemas.com

          salam lestari

          Unknown mengatakan...

          mantappp informasinya mendetail dan sumbernya jelas.ditunggu postingan selanjutnya.visit my site too
          ST3 Telkom
          and follow my social media instagram please :
          Jalin Atma

          Unknown mengatakan...

          Andai saja diaftifkan jalur sjs viewnya luar biasa

          Paksrimo Dua mengatakan...

          Akhirnya dapat juga foto stasiun Poerwonegoro tempo doeloe, sayang tidak bisa share foto disini ...

          Akbar Hars mengatakan...

          Terima kasih untuk sajiannya Mas. Saya malah baru tahu ada website ini, semoga tidak terlambat, hehe.
          Jika berkenan saya izin untuk menyimpan beberapa dokumentasi untuk keperluan penelitian skripsi saya, yang kebetulan meneliti PG Kalibagor dan SDS/SDSM.

          Ada nomor yang bisa dihubungi? Saya ingin bertemu secara langsung kalau berkenan.

          RIDWAN mengatakan...

          Jadi tau jaman dulu..tambah pengetahuan..terimakasih

          RIDWAN mengatakan...

          Jadi tau jaman dulu..buat nambah pengetahuan..terimakasih kang

          kokorobby mengatakan...

          hi, thank you for sharing

          walisongo.ac.id

          Posting Komentar

          Silahkan isi komentar anda !
          Jangan lupa tinggalkan Nama dan alamat emailnya